Page 4 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2020
P. 4
Usaha untuk meningkatkan peringkat ranking investasi melalui kenaikan rangking ease of doing
business (EoDB) dan peringkat daya saing Indonesia menjadi alasan percepatan pembahasan
draft Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja yang sudah diserahkan pemerintah pada DPR pada
hari Rabu, 12 Februari 2020.
Dalam situasi pandemic COVID 19 ini kondisi investasi di Indonesia semakin memprihatinkan.
Dunia usaha mengalami penurunan penjualan karena menurunnya daya beli masyarakat. Kuartal
II tahun 2020 pertumbuhan ekonomi diperkirakan mengalami kontraksi sampai dengan 3 persen.
Dalam situasi seperti ini diperkirakan masalah ketenagakerjaan muncul karena dipastikan ada
kenaikan jumlah pengangguran terbuka. Lapangan kerja baru juga sangat terbatas karena
perekonomian tidak kondusif.
Ketenagakerjaan dan Bisnis Kontemporer
Perkembangan bisnis saat ini lebih ke arah bisnis padat modal dan teknologi dengan perubahan
karakteristik tenaga kerja. Konsep tenaga kerja bergeser menjadi human Capital Konsep human
Capital menganggap tenaga kerja tidak hanya sebagai faktor produksi dengan ukuran jumlah
yang bersifat statis, konsep ini juga lebih maju daripada sumber daya manusia (SDM) yang
memandang tenaga kerja berdasarkan pendidikan dan ketrampilan.
Konsep human Capital menggunakan pengertian yang lebih luas yaitu sumber daya manusia
dengan kompetensi dan pengalaman kesesuaian dengan organisasi serta mampu memberikan
nilai tambah bagi organisasi (Gopinath dan Upadhyay, 2002).
Organisasi bisnis atau perusahaan saat ini menganggap pekerja sebagai human Capital atau
modal manusia Wang et al., (2012) menunjukkan bahwa salah satu kunci industrialisasi di China
adalah mengubah pendekatan industri yang sebelumnya mengandalkan upah murali dari buruh
menjadi konsep human Capital yaitu pekerja dengan pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan
kebutuhan industri, mempunyai fleksibilitas dan kemampuan melakukan inovasi.
Perubahan lanskap bisnis ini pada satu sisi menguntungkan bagi buruh atau pekerja terampil
dan professionai karena mereka mempunyai posisi tawar yang kuat di dalam industri. Namun
demikian, hal ini menjadi tantangan bagi para pekerja kerah biru yang bekerja pada industri
padat karya dengan ketrampilan rendah serta mereka yang bekerja di sektor informal.
Dalam konteks ini lah Omnibus law Cipta Lapangan Kerja dianggap mengancam kesejahteraan
buruh. Kelompok buruh dalam industri padat karya dan pekerja sektor informal saat ini
mengalami masalah dari sisi keberlangsungan pekerjaan yang tidak pasti, jaminan kesehatan
maupun pensiun yang belum optimal.
Ancaman keberlangsungan pekerjaan terkait dengan fenomena outsourcing dan mekanisme
antisipasi resiko pemsahaan terhadap masalah ketenagakerjaan dengan pemberlakuan kontrak
kerja jangka pendek merupakan masalah yang saat ini dikhawatirkan pekerja di Indonesia.
Investor yang akan menanamkan modal dengan mengembangkan perusahaan di Indonesia,
terutama jenis investasi padat kerja menganggap masalah ketenagakerjaan di negara ini
membebani mereka. Biaya tenaga kerja menjadi lebih mahal karena harus ada perlindungan
terhadap pekerja dalam jangka panjang, sementara mereka dihadapkan pada siklus bisnis yang
semakin tidak pasti.
Solusi Saling Menguntungkan
Tidak mudah menentukan sebuah solusi yang mampu mengakomodasi kepentingan investor dan
buruh dengan porsi yang adil.
3