Page 31 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 DESEMBER 2020
P. 31
DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS KUNCI KELUAR DARI MIDDLE INCOME TRAP
JAKARTA, - Guna keluar dari jebakan perangkap jebakan kelas menengah (middle income trap)
pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing dan produktivitas. Dua hal ini dinilai masih
menjadi tantangan bagi pemerintah untuk mendorong Indonesia naik kelas menjadi negara
berpendapatan tinggi ( high income country ).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan negara yang berada
pada middle income trap akan kalah bersaing dari sisi upah tenaga kerja. Dimana upah tenaga
kerja lebih murah dan dari sisi teknologi dan produktivitas juga akan lebih rendah dari negara
yang sudah masuk pada high income country.
"Maka diperlukan terobosan besar dalam melakukan transformasi ekonomi serta mendorong
reformasi struktural di Indonesia. Salah satu yang menjadi andalan utama adalah melalui
reformasi struktural ataupun regulasi Undang Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker)," ucap Airlangga
Hartarto dalam acara Serap Aspirasi Implementasi UU Cipta Kerja yang berlangsung Senin
(7/12).
Ia mengatakan regulasi yang telah disahkan dan diundangkan pada tanggal 2 November 2020
ini dan tidak hanya untuk mendorong pemulihan ekonomi dan transformasi ekonomi. Namun
juga diperlukan untuk mengatasi berbagai permasalahan tantangan perekonomian kedepan.
Khususnya untuk mengoptimalkan bonus demografi. Dimana potensi pertumbuhan ekonomi
yang tercipta akibat perubahan struktur umur penduduk. Penduduk usia kerja umur 15 sampai
65 tahun lebih besar daripada proporsi yang bukan usia kerja yaitu dibawah 14 tahun dan diatas
65 tahun.
"Indonesia mendapatkan momentum bonus demografi dalam 10 sampai 15 tahun mendatang
sehingga peluangnya dikelola secara baik dan mendatangkan berkah bukan menjadi beban dari
bencana demografi," ucap Airlangga.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada
Agustus 2020 mencapai 7,07%, meningkat 1,84% dibandingkan dengan Agustus 2019. Jumlah
secara nominal pada Agustus 2020 jumlah pengangguran mencapai 9,77 juta orang atau naik
2,67 juta orang dari posisi Agustus 2019 7,1 juta orang. Kenaikan ini tidak terlepas dari adanya
tenaga kerja yang terdampak pandemi Covid-19. Untuk mengurangi jumlah pengangguran yang
ada maka pemerintah harus mendorong peningkatan investasi yang akan berdampak pada
penyerapan tenaga kerja.
Melalui UU Ciptaker pemerintah melakukan penyederhanaan sinkronisasi dan regulasi atas
banyaknya aturan regulasi yang diterbitkan di pusat maupun daerah. Banyaknya regulasi
tersebut menghambat investor ketika ingin memulai menanamkan modal di Indonesia.
Sementara itu, Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi mengatakan setiap tahun
ada tambahan 2,7 sampai 3 juta angkatan kerja. Oleh karena itu dibutuhkan banyak lapangan
kerja agar bisa memanfaatkan bonus demografi yang sedang terjadi. Pemerintah juga ingin
merespon dinamika perubahan ekonomi global yang memerlukan respon cepat dan tepat.
"Tanpa adanya reformasi reformasi struktural maka pertumbuhan ekonomi akan melambat,"
ucap Anwar dalam kesempatan yang sama.
Anwar mengungkapkan produktivitas tenaga kerja Indonesia ini masih 74,4%. Angka ini masih
berada di bawah rata rata negara Asean. Adapun negara Asean yang memiliki produktivitas tinggi
adalah Filipina, Singapura, Malaysia, dan Thailand. Untuk meningkatkan produktivita tenaga
kerja pemerintah melakukan intervensi berupa pelatihan keterampilan yang bisa mendukung
peningkatan kompetensi tenaga kerja.
30