Page 90 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 DESEMBER 2020
P. 90
ini dinilai sebagai langkah yang tepat untuk menyelamatkan tenaga kerja dari pemutusan
hubungan kerja.
Pasalnya, selama ini, sektor SKT mengakomodasi ratusan ribu pekerja pelinting atau buruh
linting. "Kami memang sudah mendengar kabar kalau cukai SKT tidak dinaikkan, dan kami
menyambut baik hal ini karena SKT ini padat tenaga kerja," kata Ketua umum Dewan Pimpinan
Nasional Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (DPN APTI) Agus Parmuji, dalam keterangan
resminya, Senin (7/12).
Agus mengatakan, pekerja di sektor SKT merupakan rekan senasib sepenanggungan di industri
hasil tembakau yang perlu dilindungi. Dia berharap pemerintah tidak abai tentang perlindungan
terhadap tenaga kerja tersebut. "Negara dibuatkan lapangan kerja oleh SKT, jangan dilibas
dengan kenaikan cukai," imbuh dia.
Agus menambahkan, sekalipun menyambut baik cukai SKT tidak naik, APTI berharap cukai di
segmen sigaret kretek mesin (SKM) juga seharusnya tidak dinaikkan terlalu tinggi. Menurutnya
jika SKT itu harus dilindungi karena padat tenaga kerja, SKM juga mesti dilindungi dari kenaikan
cukai karena padat bahan baku.
APTI juga telah menyerukan kepada pemerintah agar cukai tembakau secara umum tidak
dinaikkan tahun depan demi melindungi petani tembakau. "Kami mengusulkan agar cukai SKM
juga jangan naik terlalu tinggi, karena SKM ini sebagai padat bahan baku. Jika cukai SKM di atas
satu digit, ngeri juga. Kami kepenginnya antara 5-8% untuk cukai SKM," ujarnya.
Dia mengatakan, kalau cukai tembakau naik, hal tersebut akan menggulung perekonomian di
tingkat penyerapan bahan baku dan anjloknya harga tembakau. "Kenaikan cukai akan
meningkatkan harga jual di pasaran dan menyebabkan bahan baku ambles sehingga merugikan
petani," ujarnya.
89