Page 55 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 JANUARI 2021
P. 55

Ringkasan

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menjelaskan secara gamblang poin-poin utama yang akan
              diatur dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Jaminan Kehilangan Pekerjaan
              (JKP). RPP ini diketahui adalah aturan turunan dari UU Cipta Kerja yang disahkan pemerintah
              akhir tahun lalu.

              Dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR di Jakarta, Senin 18 Januari 2021, Ida menjelaskan,
              beberapa negara telah menerapkan program Jaminan Kehilangan Pekerjaan atau unemployment
              protection ini. Seperti Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia.



              INTIP KRITERIA PHK DALAM RPP JAMINAN KEHILANAN PEKERJAAN

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menjelaskan secara gamblang poin-poin utama yang akan
              diatur dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Jaminan Kehilangan Pekerjaan
              (JKP). RPP ini diketahui adalah aturan turunan dari UU Cipta Kerja yang disahkan pemerintah
              akhir tahun lalu.

              Dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR di Jakarta, Senin 18 Januari 2021, Ida menjelaskan,
              beberapa negara telah menerapkan program Jaminan Kehilangan Pekerjaan atau unemployment
              protection ini. Seperti Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia.

              "Penerapan  system  Jaminan  kehilangan  pekerjaan  di  negeri-negara  tersebut  dapat  dijadikan
              sebagai benchmarking dalam mendesain sistem Jaminan Kehilangan pekerjaan di Indonesia,"
              kata Ida.

              Ida  pun  menjabarkan  substansi  yang  terdapat  dalam  RPP  JKP.  Pertama  soal  kepesertaan
              program JKP berasal dari peserta penerima upah dan harus mengikuti empat program yaitu
              Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM) dan Jaminan
              Pensiun (JP).

              Kedua,  penyelenggara  program  JKP  yang  terdiri  atas  BPJS  Ketenagakerjaan  dan  Kemnaker.
              Untuk BPJS Ketenagakerjaan berkaitan dengan cash benefit bagi pekerja, sementara Kemnaker
              berkaitan dengan pelatihan dan mencari kerja.

              Poin  ketiga  adalah  kriteria  PHK.  Perusahaan  bisa  melakukan  PHK  apabila  melakukan
              penggabungan,  perampingan,  atau  efisiensi  perubahan  status  kepemilikan  perusahaan.
              Kemudian, terjadi kerugian, tutup dan pailit, serta pengusaha melakukan kesalahan terhadap
              pekerja.

              "Kriteria  tersebut  dengan  mengecualikan  PKWT  (Perjanjian  Kerja  Waktu  Tertentu),  pensiun,
              meninggal, dan cacat total," tegasnya.

              Keempat, eligibilitas. Adapun ketentuan minimal masa kepesertaan program JKP ialah 24 bulan,
              masa iuran 12 bulan. Dan, membayar iuran berturut-turut selama 6 bulan.

              "Kenapa  6  bulan  (Pembayaran  iuran  berturut-turut),  agar  (besar)  peluang  manfaat  ini  bisa
              didapatkan oleh pekerja," tambahnya.

              Kelima,  manfaat  bagi  pekerja.  Manfaat  program  JKP  diberikan  selama  paling  lama  6  bulan.
              Dengan persentase tertentu dari upah dilaporkan atau rata-rata upah nasional.

              "Untuk  cash  benefi  t  memang  tidak  100  persen  upah,  karena  status  penerima  tidak  bisa
              disamakan seperti pekerja. Itu sebabnya manfaatnya bukan hanya upah saja tapi vokasional
              training dan akses penempatan," ungkapnya.
                                                           54
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60