Page 93 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 JANUARI 2021
P. 93

Ringkasan

              BPJS  Ketenagakerjaan  (BPJAMSOSTEK)  tetap  mencatatkan  hasil  positif  pada  kinerja  institusi
              sepanjang tahun 2020 di antaranya kinerja pada bidang investasi, kepesertaan, dan pelayanan
              dengan penerimaan iuran (unaudited) sebesar Rp73,31 triliun tersebut ditambah pengelolaan
              investasi berkontribusi pada peningkatan dana kelolaan mencapai Rp486,38 triliun pada akhir
              Desember 2020.

              BPJAMSOSTEK  juga  mencatatkan  hasil  investasi  sebesar  Rp32,30  triliun,  dengan  Yield  on
              Investment (YOI) yang didapat sebesar 7,38 persen atau tumbuh masing-masing sebesar 12,59
              persen dan 10,85 persen dibandingkan tahun akhir 2019.



              PANDEMI, PESERTA BPJS KETENAGAKERJAAN TETAP PEROLEH IMBAL HASIL DI
              ATAS DEPOSITO

              BPJS  Ketenagakerjaan  (BPJAMSOSTEK)  tetap  mencatatkan  hasil  positif  pada  kinerja  institusi
              sepanjang tahun 2020 di antaranya kinerja pada bidang investasi, kepesertaan, dan pelayanan
              dengan penerimaan iuran (unaudited) sebesar Rp73,31 triliun tersebut ditambah pengelolaan
              investasi berkontribusi pada peningkatan dana kelolaan mencapai Rp486,38 triliun pada akhir
              Desember 2020.

              BPJAMSOSTEK  juga  mencatatkan  hasil  investasi  sebesar  Rp32,30  triliun,  dengan  Yield  on
              Investment (YOI) yang didapat sebesar 7,38 persen atau tumbuh masing-masing sebesar 12,59
              persen dan 10,85 persen dibandingkan tahun akhir 2019.

              "Untuk  alokasi  dana  investasi,  BPJAMSOSTEK  menempatkan  sebesar  64  persen  pada  surat
              utang,  17  persen  saham,  10  persen  deposito,  8  persen  reksadana,  dan  investasi  langsung
              sebesar 1 persen," sebut Direktur Utama BPJAMSOSTEK Agus Susanto.

              Agus menjelaskan investasi BPJAMSOSTEK dilaksanakan berdasarkan PP No. 99 tahun 2013 dan
              PP No. 55 tahun 2015, yang mengatur jenis instrumen-instrumen investasi yang diperbolehkan
              berikut  dengan  batasan-batasannya,  serta  Peraturan  OJK  No.  1  tahun  2016  yang  juga
              mengharuskan penempatan pada Surat Berharga Negara sebesar minimal 50 persen.

              "Kondisi pandemi termasuk pasar investasi global dan regional tentunya memiliki pengaruh pada
              hasil  investasi  yang  diraih  oleh  industri  jasa  keuangan  pada  tahun  2020.  Tapi  kami  telah
              mengalihkan mayoritas portofolio pada instrumen fixed income hingga mencapai 74 persen dari
              total portofolio, sehingga tidak berpengaruh langsung dengan fluktuasi IHSG," kata Agus.

              Agus mencontohkan pada investasi saham, mayoritas penempatan atau 98 persen penempatan
              dana dilakukan pada saham kategori Blue Chip atau LQ45 dengan tetap menerapkan protokol
              investasi  yang  ketat  (jumlah  saham  non-LQ45  sekitar  2  persen  dari  total  portofolio  saham
              BPJAMSOSTEK).

              "Untuk saham, BPJAMSOSTEK hanya berinvestasi pada emiten BUMN, emiten dengan saham
              yang mudah diperjualbelikan, berkapitalisasi besar, memiliki likuiditas yang baik dan memberikan
              deviden  secara  periodik.  Tentunya  faktor  analisa  fundamental  dan  review  risiko  menjadi
              pertimbangan utama dalam melakukan seleksi emiten. Jadi, tidak ada investasi pada saham-
              saham gorengan," jelas Agus.

              Untuk lebih memaksimalkan hasil kelolaan investasi, katanya, BPJAMSOSTEK juga mengurangi
              broker fee atau biaya transaksi penempatan dana dengan manajer investasi.




                                                           92
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98