Page 463 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 AGUSTUS 2020
P. 463
Ringkasan
Kabar bakal diberikannya santunan kepada pekerja swasta bergaji di bawah Rp 5 juta jadi
perbincangan hangat Kamis 6 Agustus 2020.
Pemerintah disebut bakal memberi santunan sebesar Rp 600 ribu kepada para pekerja yang
memuhi persyaratan.
PEKERJA BERGAJI DI BAWAH RP 5 JUTA BAKAL DAPAT BANTUAN, ERICK THOHIR:
SEKALI CAIR TERIMA RP 1,2 JUTA
TRIBUNSTYLE.COM - Kabar bakal diberikannya santunan kepada pekerja swasta bergaji di
bawah Rp 5 juta jadi perbincangan hangat Kamis 6 Agustus 2020.
Pemerintah disebut bakal memberi santunan sebesar Rp 600 ribu kepada para pekerja yang
memuhi persyaratan.
Lantas benarkah kabar tersebut? Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
Nasional yang juga Menteri BUMN, Erick Thohir, memberi penjelasan terkait program pemberian
subsidi sebesar Rp 600 per bulan kepada pekerja yang gajinya di bawah Rp 5 juta.
Menurut Erick, subsidi sebesar Rp 600 ribu per bulan itu diberikan kepada pekerja yang statusnya
masih bekerja alias belum di PHK.
Jumlahnya sebanyak 13,8 juta pekerja.
Subsidi akan diberikan selama 4 bulan mulai dari September hingga Desember 2020.
"Subsidi untuk membantu para kerja yang masih bekerja hari ini, yang gajinya sudah dipotong
50 persen, sudah ada yang dirumahkan, tapi belum dilepas (PHK) ya, tapi sudah dirumahkan,
yang jumlahnya 13,8 juta, gajinya dibawah Rp 5 juta." "Kita kasih program baru, yakni nanti
kita bantu 15 persen dari gajinya, kurang lebih 600 ribu per bulan, dimana akan berlangsung
untuk 4 bulan ke depan," kata Erick, Rabu (5/8/2020) malam, dalam program Mata Najwa,
dikutip dari YouTube Mata Najwa.
Erick melanjutkan, meski diberikan selama 4 bulan, pencairannya akan dilakukan dua kali.
Artinya, satu kali pencairan, pekerja akan menerima uang subsidi sebesar Rp 1,2 juta.
"Dan ini akan kita bayarkan dua kali, walaupun 4 bulan akan kita bayarkan dua kali karena kita
mau memastikan daya beli tetep terjaga," ujar dia.
Guna merealiasikan program ini, lanjut Erick, pemerintah mengeluarkan anggaran yang cukup
besar, yakni sekitar Rp 33,1 triliun.
Erick meminta program ini tidak menjadi kontroversi bagi mereka yang belum bekera misalnya.
Hal ini , kata Erick, karena yang sudah tidak bekerjapun telah mendapat subsidi dari pemerintah.
"Tapi ingin jangan jadi kontroversi. O.. yang kerja di kasih, kita yang nggak kerja.., padahal yang
nggak kerja sudah dikasih," beber Erick.
Data Penerima Pakai Data BPJS Ketenagakerjaan Terkait data penerima, Erick mengatakan,
bakal menggunakan data BPJS Ketenagakerjaan.
Erick menyebut data pekerja di BPJS Ketenagakerjaan valid dan konkret.
462

