Page 94 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 FEBRUARI 2021
P. 94

KSPI SAYANGKAN SIKAP PEMERINTAH TERBITKAN PP SAAT UU CIPTA KERJA
              MASIH DIUJI DI MK
              JAKARTA,  - Presiden Konfederasi  Serikat Pekerja  Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyayangkan
              sikap  pemerintah  terkait  penerbitan  Peraturan  Pemerintah  atas  Undang-Undang  Nomor  11
              Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Menurut Said, seharusnya pemerintah menghormati proses
              judicial review  atau uji formil dan materil  UU Cipta Kerja  yang sedang berjalan di Mahkamah
              Konstitusi (MK).

              "Seharusnya pemerintah tidak menandatangani atau membuat PP turunan UU Cipta Kerja terkait
              klaster  ketenagakerjaan,  harusnya  menghargai  dulu  proses  hukumnya,"  ujar  Said,  dalam
              konferensi pers virtual, Kamis (25/2/2021).

              Said menuturkan, permohonan uji materi yang diajukan  serikat pekerja  merupakan respons
              atas pernyataan Presiden Joko Widodo.

              Presiden  Jokowi  meminta  pihak-pihak  yang tidak  setuju  dengan  UU  Cipta  Kerja  mengajukan
              permohonan  judicial review  uji materi ke MK.

              "Kami kan merespon sesuai yang disampaikan Presiden Jokowi, yaitu mengajukan mekanisme
              hukum bila tidak menyetujui UU Cipta Kerja, maka kami merespons itu," ucap Said.

              Selain itu, lanjut Said, KSPI juga keberatan dengan adanya PP Nomor 34,35,36, dan 37 turunan
              UU Ciptaker tentang tenaga kerja.
              Selain itu, Said juga menyampaikan bahwa selama proses  judicial review,pihaknya tidak terlibat
              dalam pembahasan rancangan PP terkait klaster ketenagakerjaan.

              Ia membantah pernyataan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah yang menyebut pemerintah
              telah melaksanakan pembahasan secara tripartit, yakni melibatkan unsur pengusaha dan serikat
              pekerja.

              "Pertanyaan  mendasar  unsur  pekerja  yang  mana?  Apakah  hanya  unsur  pekerja  yang  ikut
              maunya  pemerintah,  maunya  Menteri  Ketenagakerjaan?  Kalau  itu  ukurannya  mencederai
              keadilan hukum bangsa ini," imbuhnya.

              Sebelumnya, Ida Fauziyah membantah anggapan bahwas pemerintah tidak melibatkan serikat
              pekerja dalam rancangan PP klaster ketenagakerjaan.

              Ia mengeklaim, pemerintah selalu melibatkan berbagai pihak, bahkan sejak pembahasan UU
              Cipta Kerja.

              "Kami  selalu  komitmen  membahas  bersama  tripartit  yang  di  situ  ada  serikat  pekerja/buruh,
              pengusaha dan pemerintah sendiri. Setelah UU Cipta Kerja, kami memfasilitasi kembali agar RPP
              turunannya dibahas dalam forum tripartit," kata Ida kepada  Kompas.com,Senin (1/2/2021).

              Adapun  Pemerintah  telah  menerbitkan  49  peraturan  pelaksana  UU  Cipta  Kerja  dan  telah
              diundangkan dalam Lembaran Negara.


              Aturan turunan klaster ketenagakerjaan terdiri atas 4 PP, yakni PP Nomor 34 Tahun 2021 tentang
              Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

              PP Nomor 35 tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja,
              Hubungan Kerja dan waktu Istirahat dan Pemutusan Hubungan Kerja.

              PP  Nomor  36  Tahun  2021  tentang  Pengupahan  dan  PP  Nomor  37  Tahun  2021  tentang
              Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan.

                                                           93
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99