Page 50 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 JANUARI 2021
P. 50
UPAH 7 BULAN DITUNGGAK 4 TAHUN, RATUSAN BURUH SAMARINDA KIRIM
KARANGAN BUNGA KE PERUSAHAAN
Ratusan buruh Koperasi Samudera Sejahtera (Komura) yang bekerja sebagai tenaga kerja
bongkar muat di Terminal Peti Kemas Palaran, Samarinda, mengirim 15 karangan bunga ke PT
Pelabuhan Samudera Palaran (PSP), Senin (25/1/2021).
Kiriman bunga tersebut sebagai wujud protes mereka atas upah mereka yang belum dibayar
tujuh bulan terhitung sejak Maret sampai Oktober 2017. Hingga empat tahun berjalan, gaji
tersebut tak kunjung diberikan.
Sebanyak 15 karangan bunga berjejer di pintu masuk menuju kantor PT PSP di Palaran,
Samarinda. PT PSP sebagai perusahaan operator Terminal Peti Kemas Palaran. Masing-masing
karangan bunga bertuliskan ungkapan hati para buruh meminta agar upah mereka segera
dibayar.
Seorang buruh bernama Hamaluddin sebagai Kepala Unit 35 F menuturkan pihaknya tak bisa
demostrasi di tengah pandemi untuk menghindari kerumunan massa. Oleh karena itu, pilihan
mengirim karangan bunga sebagai bentuk luapan isi hati para buruh sekaligus mengetuk pintu
hati manajemen PT PSP agar segera dibayarkan.
"Sebab kami sudah menunggu lama," ungkap Hamaluddin kepada Kompas.com saat ditemui
dilokasi, Senin.
Buruh lain, Nuridi sebagai Kepala Unit 35 D menyebut pihaknya sangat berharap hasil keringat
mereka segera dibayar.
"Kami ini buruh kasar perlu makan. Kami selama ini menderita, apalagi di zaman corona begini.
Dalam satu bulan belum tentu kami dapat Rp 1 juta," ungkapnya.
Keluhan yang sama juga disampaikan Hambali sebagai Kepala Unit Kerja 35 A. Dia mengatakan
pihaknya sudah pernah melakukan negosiasi dengan perusahaan namun tak kunjung
dibayarkan.
"Mereka minta kita bawa ke ranah hukum. Di pengadilan tingkat pertama dan kedua kita juga
sudah menang namun tak ada tanggapan dari PT PSP," keluhnya.
Di lokasi, awak media sudah meminta konfirmasi ke pihak PT PSP. Namun setelah hampir satu
jam menunggu, awak media tak mendapat tanggapan.
"Nanti kami koordinasi sama pimpinan dulu," ungkap seorang petugas keamanan di kantor PT
PSP.
Sebab gaji buruh ditangguhkan PT PSP
Kejadian bermula pada Maret 2017. Kala itu PT Pelabuhan Samudera Palaran (PSP) sebagai
operator pelabuhan peti kemas di Samarinda mengeluarkan surat menangguhkan pembayaran
upah buruh.
Alasan surat tersebut keluar karena ada proses hukum dugaan tindak pidana pemerasan yang
dilakukan oleh Ketua Komura, Jafar Abdul Gaffar perihal tarif bongkar muat kontainer.
Akibat surat penangguhan tersebut, kerja bongkar muat kontainer oleh para buruh di Terminal
Peti Kemas Palaran tak dibayar selama tujuh bulan dari Maret hingga Oktober 2017. Gaffar
dituding melakukan pemerasan lewat penentuan tarif yang menurut polisi memberatkan
pengusaha.
49