Page 48 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 JANUARI 2021
P. 48

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki bakal menerapkan strategi penyaluran dana bergulir
              dan penguatan pemasaran produk pada semua bidang usaha. Meliputi perkoperasian, usaha
              mikro, UKM, dan kewirausahaan.

              "Untuk bidang perkoperasian, kami menargetkan outcome berupa koperasi modern," ujarnya
              pekan lalu.

              Teten menambahkan bahwa koperasi modern bakal lahir lewat perluasan model bisnis koperasi
              dan  pemanfaatan  teknologi.  Salah  satunya  melalui  digitalisasi  koperasi.  Upaya  lain  adalah
              pembiayaan dan penjaminan koperasi dengan skema permodalan.

              Juga, penerapan good corporate governance (GCG) koperasi melalui sistem pengawasan terpadu
              dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) perkoperasian. Melalui serangkaian upaya itu,
              pemerintah mengharapkan usaha mikro bisa naik kelas.

              Teten yakin penguatan modal usaha mikro serta kemudahan izin dan perlindungan pada area
              infrastruktur publik akan membuat para pelaku usaha mikro lebih maju. Selain itu, pemerintah
              mengembangkan rantai pasok usaha mikro melalui standardisasi dan skema jaringan pemasaran.
              "Transformasi informal menuju formal," tegasnya.

              Data  Bank  Indonesia  (BI)  2019  menunjukkan  bahwa  hanya  20  persen  UMKM  yang  sudah
              terkoneksi dengan pembiayaan formal. Karena itu, pemerintah perlu memperkuat kelembagaan
              melalui koperasi yang mampu mengonsolidasikan kegiatan usaha UMKM.

              Digitalisasi,  menurut  Teten,  juga  menjadi  cara  penting  untuk  membuat  UMKM  naik  kelas.
              Digitalisasi  menjadi  tren  selama  pandemi  Covid-19  ini. Ekonomi  digital  tumbuh  38  persen di
              tengah persebaran virus SARS-CoV-2. BI memperkirakan, 93 persen pengguna internet tetap
              memanfaatkan teknologi digital dalam aktivitas konsumsi pascapandemi nanti. Selama pandemi,
              ada  tambahan  2  juta  UMKM  yang  terhubung  dengan  ekosistem  digital.  Kini  komposisinya
              mencapai 16 persen atau 10,25 juta UMKM. "Upaya untuk mendorong digitalisasi koperasi dan
              UMKM menjadi agenda prioritas kementerian," kata Teten.

              Kehadiran start-up digital terbukti mampu memperluas pasar para pelaku usaha mikro. Tidak
              terkecuali  usaha  warung  makan.  Salah  satu  start-up  yang  menggarap  segmen  itu  adalah
              Wahyoo. Sejauh ini, mereka telah merangkul 16.000 warung makan. Kehadiran Wahyoo pun
              selaras dengan upaya pemerintah dalam mengeskalasi bisnis-bisnis mikro.

              Founder sekaligus CEO Wahyoo Peter Shearer mengakui adanya perubahan kondisi mitra usaha
              warung-warung makan selama pandemi. Sebagian besar mengalami penurunan omzet. "Kami
              terus memantau mereka. Ada beberapa warung mitra kami yang survive karena lokasinya di
              sekitar perkantoran," terangnya pada Jumat lalu (22/1).

              Secara  umum,  pada  2019-2020,  transaksi  pembelian  bahan  baku  kebutuhan  warung  makan
              tradisional melalui Wahyoo meningkat hingga empat kali lipat. Peter menyebut ada perubahan
              perilaku para pemilik warung di masa pandemi.

              Sementara itu, Ketua Umum Kolaborasi Masyarakat Usaha Kecil Menengah Indonesia (Komnas
              UKM) Sutrisno Iwantono menyebut Undang-Undang Cipta Kerja bisa memicu koperasi dan UMKM
              untuk naik kelas. Sayangnya, perumusan rancangan peraturan pemerintah (RPP) turunannya
              belum menampung aspirasi UMKM. Bahkan, ada yang justru kontraproduktif.

              Salah  satunya  adalah  kewajiban  bagi  pemilik  usaha  kecil  dan  mikro  memberikan  pesangon
              kepada karyawan. "Kami minta menteri ketenagakerjaan bersedia berdialog," harapnya.

              KONTRIBUSI UMKM PADA PDB INDONESIA Tahun | Nilai Kontribusi (dalam kuadriliun rupiah)
              2016 | 7 2017 | 7,8 2018 | 8,6 2019 | 8,4 2020 | 4,2 Sumber: Akumindo.

                                                           47
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53