Page 44 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 JANUARI 2021
P. 44

Dia  menjelaskan  pekerja  baru  atau  fresh  graduate  memiliki  jaminan  pelatihan  sendiri  dalam
              bentuk Kartu Prakerja.
              "Ada pembatasan usia ketika peserta dapat menerima manfaat dari JKP [Jaminan Kehilangan
              Pekerjaan]," kata Pri yang juga menjadi salah satu perwakilan pengusaha dalam perundingan
              tripartit, Senin (25/01/2021).

              Isu  kedua  yang  menjadi  fokus  pembahasan  adalah  soal  rekomposisi  iuran  program.  Dia
              mengatakan pengusaha tidak ingin ada skema pembayaran baru sehingga pendanaan program
              ini diharapkan berasal dari sumber iuran yang sudah ada seperti jaminan kecelakaan kerja (JKK).

              "Jadi dari JKK yang sudah perusahaan tanggung saat ini, ke depannya terserah. Kami tidak ingin
              ada pembayaran. Jadi iuran diambil dari kewajiban yang sudah dibayarkan yaitu JKK dan sisanya
              pemerintah," kata Pri.

              Adapun hal ketiga menyangkut informasi pasar kerja. Pri menyatakan selama ini informasi pasar
              kerja dikelola oleh pemerintah melalui Balai Latihan Kerja (BLK) yang tersebar di daerah.

              Pengusaha mengusulkan platform penyedia informasi kerja seperti LinkedIn dan JobStreet dapat
              lebih dilibatkan ke depannya sehingga informasi yang diterima peserta dapat lebih beragam.

              Isu terakhir, sambung Pri, berkaitan dengan frekuensi manfaat yang dapat diterima peserta JKP
              selama  ia  berstatus  sebagai  kelompok  yang  berhak.  Dalam  kasus  pekerja  menjadi  korbak
              pemutusan  hubungan  kerja  lebih  dari  sekali,  Pri  mengatakan  uang  manfaat  tentu  akan  ikut
              berkurang.

              "Ini 4 isu yang jadi pembahasan ketiga pihak dan setiap pihak punya argumentasi yang belum
              bulat," kata Pri.

              Substansi dalam RPP JKP sendiri telah dikemukakan oleh Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah
              dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI belum lama ini.

              Substansi pertama mencakup kepesertaan program JKP yang berasal dari peserta penerima upah
              dan harus mengikuti empat program yaitu Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja
              (JKK), Jaminan Kematian (JKM) dan Jaminan Pensiun (JP).

              Ida  juga  menjelaskan  penyelenggara  program  JKP  terdiri  atas  BPJS  Ketenagakerjaan  dan
              Kemenaker di mana BPJS Ketenagakerjaan bakal mengurusi ihwal manfaat tunai ( cash benefit
              ), sedangkan Kemenaker berkaitan dengan pelatihan dan proses pencarian kerja.

              Ketiga,  kriteria  PHK  bagi  penerima  program  JPK  adalah  apabila  perusahaan  melakukan
              penggabungan, perampingan, atau efisiensi perubahan status, mengalami kerugian, tutup dan
              pailit,  serta  pengusaha  melakukan  kesalahan  terhadap  pekerja.  Kriteria  tersebut  dengan
              mengecualikan PKWT, pensiun, meninggal, dan cacat total.

              Keempat,  dari  segi  eligibilitas, ketentuan  minimal  masa  kepesertaan  program  JKP  adalah  24
              bulan, masa iuran 12 bulan, dan membayar iuran berturut-turut selama enam bulan.

              Kelima,  manfaat  program  JKP  diberikan  selama  paling  lama  enam  bulan  dengan  persentase
              tertentu dari upah dilaporkan atau rata-rata upah nasional.

              Keenam, dari sisi iuran terdapat batas atas upah, yakni sesuai plafon ( ceiling ) Jaminan Pensiun
              atau  menggunakan  rata-rata  upah  nasional.  Adapun  sumbernya  dari  rekomposisi  iuran  JKK,
              modal awal, dan iuran pemerintah.




                                                           43
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49