Page 110 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 JULI 2021
P. 110

Deputi  Direktur  Bidang  Humas  dan  Antar  Lembaga,  BPJS  Ketenagakerjaan,  Irvansyah  Utoh
              Banja, mengatakan, salah satu yang tengah dipersiapkan adalah integrasi data dengan BPJS
              Kesehatan.

              Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 37 tahun 2021 tentang penyelenggaraan
              program jaminan kehilangan pekerjaan (JKP).

              “Saat ini BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) dan BPJS Kesehatan masih terus berkoordinasi
              secara teknis untuk memastikan kelancaran dan governance proses integrasi data,” ujar Utoh
              kepada Kontan.co.id, Kamis (8/7).

              Utoh mengatakan, integrasi data dari BP Jamsostek dan BPJS Kesehatan ini perlu dilakukan.
              Sebab,  sesuai  dengan  salah  satu  kriteria  peserta  JKP  yang  ditetapkan  oleh  regulasi,  yaitu
              terdaftar sebagai Pekerja Penerima Upah pada Badan Usaha Program JKN BPJS Kesehatan.

              “Jadi peserta BP Jamsostek yang telah memenuhi persyaratan JKP, namun tidak terdaftar di
              BPJS Kesehatan sebagai peserta PU, maka tidak eligible sebagai peserta program JKP,” ucap dia.

              Sementara  itu,  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  menyebut,  program  jaminan
              kehilangan pekerjaan (JKP) dapat dimulai awal tahun 2022.

              "(Dimulainya penyelenggaraan program JKP) awal tahun depan (2022), sekitar bulan Maret,"
              ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi kepada Kontan.co.id.

              Anwar  mengatakan,  Kemenaker  telah  menerbitkan  Peraturan  Menteri  Ketenagakerjaan
              (Permenaker)  nomor  7  tahun  2021  tentang  tata  cara  pendaftaran  peserta  dan  pelaksanaan
              rekomposisi  iuran  dalam  program  jaminan  kehilangan  pekerjaan  (JKP).  Permenaker  tersebut
              merupakan  amanat  dari  Peraturan  Pemerintah  (PP)  nomor  37  tahun  2021  tentang
              penyelenggaraan program jaminan kehilangan pekerjaan (JKP).
              Selain itu, lanjut Anwar, saat ini Kemenaker tengah menyiapkan manfaat lain dalam program
              JKP. Yakni pelatihan untuk up-skilling dan re-skilling dengan mengoptimalkan balai latihan kerja
              (BLK) yang dimiliki Kemenaker. Serta manfaat akses informasi pasar kerja yang ditangani oleh
              pusat pasar kerja.

              "Untuk itu, kita saat ini sedang mengoptimalkan koordinasi dengan Kementerian Keuangan, BPJS
              Ketenagakerjaan, dan dinas terkait," terang Anwar.

              Sebagai informasi, pada pasal 4 PP 37/2021 menyebutkan, peserta JKP adalah warga negara
              Indonesia,  belum  mencapai  usia  54  tahun  pada  saat  mendaftar,  dan  mempunyai  hubungan
              dengan pengusaha.

              Selain itu, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

              a.  Pekerja/buruh  yang bekerja  pada  usaha besar  dan  usaha  menengah,  diikutsertakan  pada
              program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua
              (JHT), Jaminan Pensiun (JP), Jaminan Kematian (JKM).

              b.  Pekerja/buruh  yang  bekerja  pada  usaha  mikro  dan  usaha  kecil,  diikutsertakan  sekurang-
              kurangnya pada program JKN, JKK, JHT, dan JKM.

              Peserta program JKN sebagaimana dimaksud merupakan pekerja penerima upah pada badan
              usaha.





                                                           109
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115