Page 281 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 JULI 2020
P. 281

Ringkasan

              Dinas  Kesehatan  Provinsi    DKI  Jakarta    membenarkan  terkait  data  yang  menampilkan  68
              perkantoran di DKI jadi  klaster  virus Corona  (COVID-19). Dinkes DKI menyebut dari klaster
              tersebut, 440 pekerja diisolasi lantaran positif COVID-19. "68 kantor, iya (jadi klaster Corona),"
              kata Kepala bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi
              Oktavia saat dihubungi, Selasa (28/7/2020).

              Dwi menjelaskan, 68 perkantoran yang menjadi klaster Corona itu merupakan data yang berasal
              dari 'Analisis Data Cluster Perkantoran Jakarta' sejak sebelum 4 Juni 26 Juli 2020. Total, ada
              440  karyawan yang  positif  Corona  dari  68 perkantoran  itu.  Menurutnya,  saat  ini  sudah  ada
              beberapa perkantoran yang tempatnya sudah bersih dari penyebaran virus Corona.



              ADA 68 KLASTER PERKANTORAN JAKARTA, 440 PEKERJA POSITIF CORONA
              DIISOLASI

              Jakarta  -  Dinas Kesehatan Provinsi  DKI Jakarta  membenarkan terkait data yang menampilkan
              68 perkantoran di DKI jadi  klaster  virus Corona  (  COVID-19  ). Dinkes DKI menyebut dari
              klaster tersebut, 440 pekerja diisolasi lantaran positif COVID-19.
              "68  kantor,  iya  (jadi  klaster  Corona),"  kata  Kepala  bidang  Pencegahan  dan  Pengendalian
              Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia saat dihubungi, Selasa (28/7/2020).

              Dwi menjelaskan, 68 perkantoran yang menjadi klaster Corona itu merupakan data yang berasal
              dari 'Analisis Data Cluster Perkantoran Jakarta' sejak sebelum 4 Juni 26 Juli 2020. Total, ada
              440  karyawan yang  positif  Corona  dari  68 perkantoran  itu.  Menurutnya,  saat  ini  sudah  ada
              beberapa perkantoran yang tempatnya sudah bersih dari penyebaran virus Corona.

              "68 (perkantoran) itu di tanggal 26 Juli, itu dari awal ya, jadi ada tentu yang kantor-kantor yang
              sudah  selesai.  Karena  sudah  behasil  memutus  rantai  penularan,  karena  yang  reaktif  kita
              langsung, sehigga tidak menularkan atau tidak berkembang penularan ke orang lain," katanya.

              Lebih lanjut, Dwi mengatakan, 440 karyawan ketika diketahui positif Corona, mereka langsung
              diisolasi. Kebanyakan, kata Dwi, karyawan yang terpapar COVID-19 itu menjalani isolasi mandiri
              di rumah karena tidak memiliki gejala.

              "Kalau ternyata sakit nah harus dirawat, ya dirawat, mayoritas sih tidak bergejala ya, cukup
              dengan ketemu positif, dia bisa isolasi, kalau isolasi dia bisa di rumahnya, kalau rumahnya ideal
              ya.  Ideal  berarti  untuk  tidak  berbaur  dengan  keluarga  yang  lain,  kalau  memang  nggak
              memungkinkan di rumah, bisa di Wisma Atlet," ucapnya.

              Menurutnya, mereka diketahui terpapar COVID-19 itu hasil dari pengetesan dan contact tracing.
              Setelah diketahui, mereka diminta untuk isolasi diri.

              "Kan semua informasi orang yang dites dan hasilnya kita kelola dan kemudian kita tracing, baik
              ke keluarga ke lingkungan kerja, lingkungan lain, makanya kemudian kenapa kita perlu tracing?
              Supaya orang kemudian positif bisa isolasi. Kenapa isolasi? Supaya putus rantai penularan. Kalau
              tidak isolasi padahal positif tetap berkegiatan, tetap bekerja, berarti kan dia bisa menularkan ke
              orang yang lebih banyak," katanya.

              Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengungkap dua tempat paling rawan
              penyebaran  virus  Corona  (COVID-19)  di  Jakarta.  Dua  tempat  paling  rawan  tersebut  adalah
              perkantoran dan komunitas warga.


                                                           280
   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286