Page 294 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 JULI 2020
P. 294
Adapun Golkar memberikan catatan dan menyerahkan keputusan kepada mekanisme forum
pengambilan putusan. Sedangkan PDIP yang secara tegas meminta penundaan pembahasan
RUU Pelindungan PRT.
SOAL RUU PRT, POLITISI NASDEM INGATKAN KISAH SOEKARNO DAN SARINAH
RANCANGAN Undang-Undang Pelindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PRT) kembali kandas
untuk menjadi usul inisiatif DPR.
Padahal, dalam Badan Legislasi (Baleg) DPR pada Rabu (1/7), tujuh dari sembilan fraksi
menyepakati RUU tersebut yakni Gerindra, PKB, NasDem, Demokrat, PKS, PAN, dan PPP.
Adapun Golkar memberikan catatan dan menyerahkan keputusan kepada mekanisme forum
pengambilan putusan. Sedangkan PDIP yang secara tegas meminta penundaan pembahasan
RUU Pelindungan PRT.
PRT Dalam dalam rapat Badan Musyawarah (Bamus) DPR pada Rabu (15/7), surat dari Baleg
terkait RUU itu rupanya tidak masuk dalam agenda dengan alasan administratif. Walhasil, RUU
yang mulai dibahas sejak 2004 tersebut batal dibawa ke paripurna. Adapun Bamus DPR juga
dipimpin oleh pimpinan DPR, yakni diketuai oleh Ketua DPR yang juga putri Ketua Umum DPP
PDIP Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani.
"Ini memang perjuangan politik yang tidak mudah. Tetapi harus kita perjuangkan. Ini adalah
RUU yang populis menyangkut kepentingan masyarakat kecil kita dan saya siap untuk
memastikan ini akan terus kita perjuangkan," kata Wakil Ketua Baleg DPR RI Fraksi Nasdem
Willy Aditya saat berbincang bersama jurnalis Media Indonesia Sabam Sinaga dalam acara
Journalist on Duty yang disiarkan melalui Live Instagram Media Indonesia, Senin (27/7) malam.
Dia menegaskan, pembahasan RUU sudah selesai di tingkat Baleg DPR dan mayoritas Fraksi
DPR RI sepakat agar disahkan menjadu UU.
"Spirit teman-teman sama agar ini disahkan. Setidaknya ada 7 fraksi setuju lawan 2 fraksi yang
tidak setuju," lanjut Willy.
Ketika ditanya mengenai peta politik penolak RUU Pelindungan PRT, Willy malah mengingatkan
sosok Presiden pertama RI Soekarno adalah sosok yang sangat menghargai PRT.
Terbukti kata Willy, dari penghargaan Soekarno terhadap sosok Sarinah yang merupakan
pengasuh Bung Karno di saat kecil.
Bahkan, lanjut Willy, proklamator RI tersebut mengaku sejak dini menyerap nilai cinta kasih dari
seorang perempuan rakyat kecil yang--seperti disebut Seokarno --jiwanya besar. Perempuan itu
adalah Sarinah.
"Dan seperti dikatakan Bung Karno, Jas Merah, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah," tukas
Willy tanpa menyebut nama partai.
"Dialah yang mengajarku untuk mengenal cinta kasih. Sarinah mengajarku untuk mencintai
rakyat. Massa rakyat, rakyat jelata," kata Soekarno seperti tertulis dalam buku Sarinah.
Sarinah diketahui adalah perempuan paruh baya dari desa yang mengasuh Soekarno kecil.
Begitu membekasnya sosok Sarinah, Soekarno mengabadikannya sebagai nama gedung di
pusat Jakarta.
293

