Page 89 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 SEPTEMBER 2020
P. 89

Kebijakan yang ketiga adalah  relaksasi  pengenaan denda keterlambatan pembayaran  iuran
              dari 2 persen menjadi 0,5 persen, serta menghapus denda atas penundaan  iuran  Jaminan
              Pensiun sampai jangka waktu pembayaran cicilan berakhir pada tanggal 15 April 2022.

              Kebijakan  keempat  adalah  perpanjangan  jangka  waktu  pembayaran    iuran    dari  tanggal  15
              menjadi tanggal 30 bulan berikutnya. Namun, jika tanggal 30 jatuh pada hari libur maka dibayar
              pada hari kerja sebelum tanggal 30.

              Meski  iurannya  turun,  namun  Ilyas  meyakinkan  bahwa  tidak  ada  penurunan  manfaat  yang
              diterima oleh peserta, karena tujuan dari kebijakan ini adalah mengedepankan perlindungan
              hak-hak jaminan sosial ketenagakerjaan bagi peserta, meringankan beban pemberi kerja dan
              peserta  serta  menjaga  kesinambungan  program  perlindungan,  mendukung  upaya  pemulihan
              perekonomian dan kelangsungan usaha.

              Menurut Ilyas, BP  Jamsostek  mendorong para pemberi kerja yang belum mendaftarkan tenaga
              kerjanya untuk memanfaatkan momentum  relaksasi  iuran  ini, karena  iuran  yang sangat
              terjangkau.

              "Kami berharap  relaksasi  iuran  juga dapat mendorong peningkatan jumlah kepesertaan serta
              ketertiban peserta dalam membayar  iuran  , karena dengan  iuran  yang menjadi sangat murah
              dan manfaat yang didapatkan sangat lengkap," tutur Ilyas.

              Data sebenarnya  Plt Dirjen PHI dan Jamsos Kemnaker Haiyani Rumondang dalam pidatonya
              mengimbau kepada para pemberi kerja untuk memanfaatkan kebijakan  relaksasi  iuran  program
              Jamsostek  ini dengan melaporkan data yang sebenarnya kepada BP  Jamsostek  .

              "Selain itu, bagi yang belum menjadi peserta untuk segera mendaftarkan seluruh pekerjanya
              sehingga terlindungi dari segala risiko kecelakaan kerja dan sosial ekonomi," katanya.

              Sementara itu, Ketua Komite Jamiman Sosial DPN Apindo Soeprayitno menekankan agar dalam
              pelaksanaan kebijakan ini BP  Jamsostek  memberikan tata cara yang mudah bagi pemberi kerja
              demi mengedepankan kepuasan peserta sehingga manfaatnya bisa langsung dirasakan.

              "Hal itu juga untuk meringankan tekanan cashflow perusahaan yang selama ini tertekan akibat
              pandemi  Covid-19  ," tuturnya.

              Soeprayitno  menyayangkan  pemerintah  terlambat  memberikan  bantuan    relaksasi    program
              jaminan ketenagakerjaan bagi dunia usaha. Menurut dia, stimulus itu sejatinya telah diusulkan
              sejak  April  lalu  atau  sebulan  setelah  kasus  virus  corona  masuk  ke  Indonesia,  namun  baru
              diwujudkan pada akhir Agustus.

              "Dunia  usaha  masih  menyayangkan  peraturan  ini  agak  telat  karena  perlu  waktu  lima  bulan
              sampai dicairkan," ujarnya.
              Ilyas mengatakan, sejak peraturan tersebut resmi ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada
              akhir Agustus lalu, BP  Jamsostek  langsung bergerak cepat untuk melakukan sosialiasi kepada
              para pemberi kerja. Hal itu guna memberikan pemahaman terkait bentuk  relaksasi  dan tata
              cara untuk mendapatkannya.

              "Kami menyambut baik dan menyatakan siap untuk melaksanakan amanat pemerintah tersebut
              sebagai  upaya  untuk  menjaga  keberlangsungan  usaha  dan  pemulihan  ekonomi  nasional,"
              ujarnya.***.





                                                           88
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94