Page 37 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 NOVEMBER 2020
P. 37

Kita ambil contoh, Jawa Barat. Untuk tahun 2019, UMP Jawa Barat Rp 1,8 juta. Sedangkan UMK
              Bekasi (Jawa Barat) sebesar Rp 4,2 juta. Jika hanya UMP yang ditetapkan, maka upah minimum
              di Bekasi akan turun.

              Dengan kata lain, berlakunya Un-dang-Undang Cipta Kerja mengembalikan kepada rezim upah
              murah. Hal yang sangat kontradiktif, apalagi Indonesia sudah 75 tahun merdeka.

              Bagaimana dengan upah minimum sektoral?

              Upah minimum berdasarkan sektor di wilayah provinsi atau kabupaten/
              kota (UMSPdan UMSK) dihilangkan. Hal ini terjadi karena Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
              tentang Cipta Kerja, menghapus Pasal 89 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.

              Apa akibat dari penghapusan pasal itu?

              Dihilangkannya UMSK dan UMSP, sangat jelas menyebabkan ketidakadilan. Bagaimana mungkin
              sektor industri otomotif, seperti Toyota, Astra dan lain-lain, atau sektor pertambangan seperti
              Freeport, Nikel di Morowali dan lain-lain, upah minimumnya sama dengan pabrik kerupuk atau
              baju.

              Itulah sebabnya, di seluruh dunia ada upah minimum sektoral yang berlaku sesuai kontribusi
              nilai tambah tiap-tiap industri terhadap negara. Karena itu, KSPI meminta agar Upah Minimum
              Sektoral tetap ada.

              Mengenai nasib pekerja kontrak bagaimana?

              Masalah  karyawan  kontrak  atau  PKW'T  (Perjanjian  Kerja  Waktu  Tertentu),  Undang-Undang
              Ciptaker menghilangkan periode batas waktu

              kontrak,  yang  terdapat  dalam  Pasal  59  Undang-Undang  Nomor  13  Tahun  2003  tentang
              Ketenagakerjaan.  Akibatnya,  pengusaha  bisa  mengontrak  pekerja  berulang-ulang,  terus-
              menerus tanpa batas periode PKWT. Dengan demikian, PKW'T bisa diberlakukan seumur hidup
              tanpa pernah diangkat menjadi karyawan tetap. Berarti, tidak ada job security atau kepastian
              bekerja.

              Bagaimana mengenai PKWT dalam Undang-Undang sebelumnya?

              Dalam  Undang-Undang  Nomor  13  Tahun  2003,  PKWT  dibatasi  maksimal  lima  tahun,  dan
              maksimal  tiga  periode  kontrak.  Dengan  demikian,  setelah  menjalani  kontrak  maksimal  lima
              tahun, maka karyawan kontrak mempunyai harapan diangkat menjadi karyawan tetap, apabila
              mempunyai kinerja yang baik dan perusahaan tetap berjalan. Tapi, Undang-Undang Ciptaker
              menghilangkan kesempatan dan harapan tersebut.

              Soal pesangon juga Anda uji di MK. Ceritakan dong.
              Undang-Undang Ciptaker mengurangi nilai pesangon pekerja atau buruh. Dari 32 bulan upah,
              menjadi 25. Sebanyak 19 bulan dibayar pengusaha, dan enam bulan melalui Jaminan Kehilangan
              Pekerjaan yang dibayarkan BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini jelas merugikan, karena nilai jaminan
              hari tua dan jaminan pensiun buruh masih kecil dibandingkan beberapa negara ASEAN.
              Misalnya?

              Bandingkan dengan Malaysia. Di sana, jumlah pesangon antara lima sampai enam bulan upah.
              Tetapi, nilai iuran jaminan hari tua dan pensiun buruh Malaysia mencapai 23 persen. Sedangkan
              buruh Indonesia, nilai pensiunnya hanya 8,7 persen. nda


                                                           36
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42