Page 142 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 FEBRUARI 2021
P. 142

Ia  juga  mendorong  pemerintah  untuk  melakukan  sosialiasi  agar  pekerja  yang  di-PHK  dapat
              mengikuti BPJS TK sebagai Peserta Bukan Penerima Upah ( PBPU). Selain itu, pemerintah dapat
              menjadikan pekerja informal dan yang kurang mampu sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI)
              untuk meningkatkan kepesertaan BPJS TK.

              Namun, BPJS TK tetap optimis kendati kepesertaan mengalami penurunan. "Hasil ini merupakan
              pencapaian yang positif untuk mengakhiri tahun 2020, meski dengan kondisi pandemi COVID-
              19  yang juga tidak  kalah  menantang  bagi  peningkatan  kepesertaan,"  tulis  lembaga tersebut
              dalam siaran persnya, Senin (18/1/2020).

              Klaim Jamsostek Membludak Di sisi lain, lonjakan pemutusan hubungan kerja (PHK) mendorong
              peningkatan klaim asuransi bagi pekerja, termasuk BPJS TK atau disebut juga BP Jamsostek.
              Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengatakan dalam siaran pers yang sama,
              lonjakan klaim imbas dari PHK tidak bisa dihindari, khususnya untuk JHT.

              Secara  rinci,  badan  asuransi  pekerja  milik  negara  ini  telah  mengucurkan  pembayaran  klaim
              Rp36,5 triliun pada 2020 atau peningkatan 20,01 persen dari 2019.

              Lonjakan jumlah klaim paling tinggi terjadi pada Jaminan Hari Tua (JHT) yaitu 15,22 persen atau
              sebanyak  2,2  juta  klaim.  Pengajuan  klaim  JHT  dalam  nominal  juga  melonjak  24,25  persen
              dibandingkan 2019 sehingga total klaim JHT sepanjang 2020 mencapai Rp33,1 triliun untuk 2,5
              juta kasus.

              Nilai klaim jaminan sosial lainnya untuk tenaga kerja juga meningkat, kecuali JKK. Klaim JKK
              pada tahun 2020 sebanyak 221,7 ribu kasus dengan nominal sebesar Rp 1,55 triliun, sedikit lebih
              kecil jika dibandingkan 182,8 ribu kasus dengan nominal sebesar Rp 1,56 triliun pada tahun
              2019.

              Jaminan  Baru?  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  pada  Rapat  Kerja  juga  mengungkap
              bahwa  Rancangan  Peraturan  Pemerintah  tentang  Penyelenggaraan  Jaminan  Kehilangan
              Pekerjaan (RPP JKP) sedang dalam tahap finalisasi. Dalam RPP ini, peserta JKP ialah orang yang
              sudah mengikuti empat program lainnya di bawah BPJS TK, yakni JHT, JKK, JKM dan JP.

              Peserta dapat mengklaim JKP jika peserta di-PHK akibat penggabungan, perampingan, efisiensi
              karena perubahan status kepemilikan perusahaan, kerugian, tutup dan pailit, atau kesalahan
              pengusaha terhadap pekerja. Kriteria tersebut mengecualikan pekerja dengan Perjanjian Kerja
              Waktu Tertentu (PKWT), pensiun, meninggal, dan cacat total.

              Jika dihubungkan dengan pesangon, nilai pesangon buruh maksimal menurut UU Cipta Kerja
              adalah 25 bulan upah, yakni 19 bulan yang dibayarkan pengusaha dan 6 bulan melalui JKP.
              Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia pada 3 November 2020 mengkritik ketentuan tersebut
              karena mengurangi nilai pesangon tersebut yang awalnya 32 bulan upah.

              Catatan  penting,  nilai  jaminan  hari  tua  dan  jaminan  pensiun  buruh  Indonesia  masih  kecil
              dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN. KSPI membandingkan nilai iuran jaminan hari
              tua dan pensiun buruh Malaysia yang mencapai 23 persen, tiga kali lebih besar dibandingkan
              yang nilai JHT yang hanya 8,7 persen, meskipun jumlah pesangon di Malaysia hanya di antara
              5-6 bulan upah.

              "Akibat nilai jaminan sosial yang lebih kecil itulah, wajar jika kemudian negara melindungi buruh
              melalui skema pesangon yang lebih baik," sebut Said Iqbal dalam keterangan tertulisnya.






                                                           141
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147