Page 6 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 Februari 2021
P. 6

Batasan Makin Tipis Riset ini juga mendapati batasan yang makin tipis antara kehidupan kerja
              dan pribadi menjadi kekhawatiran utama yang dirasakan 33 persen responden jika cara bekerja
              jarak jauh berlanjut dalam jangka panjang.

              Responden juga menyatakan, pihak perusahaan tempat mereka bekerja juga perlu menyediakan
              lebih banyak sumber daya untuk mendukung produktivitas mereka.

              "Situasi  yang  terjadi  di  tahun  2020  telah  memaksa  banyak  karyawan  untuk  beralih  ke  cara
              bekerja jarak jauh dalam waktu semalam. Meski bukan konsep yang asing bagi sebagian besar
              tenaga kerja Indonesia, mereka tetap khawatir jika cara bekerja jarak jauh ini berlanjut dalam
              jangka  panjang,"  ungkap  Martin  Wibisono,  Direktur,  Commercial  Client,  Dell  Technologies,
              Indonesia dan Filipina, Rabu (3/2/2021).

              Dia mengatakan, pekerja di Indonesia siap terus-menerus bekerja dari jarak jauh, tapi mereka
              mengharapkan dukungan yang lebih besar dari perusahaan mereka, khususnya sumber daya
              teknologi dan yang berkaitan dengan sumber daya manusia.
              Responden Survei ini mewawancarai lebih dari 7.000 pekerja, usia 18 tahun ke atas, di kawasan
              Asia Pasifik & Jepang (APJ) dan mengumpulkan data tentang kesiapan mereka untuk bekerja
              jarak jauh dalam jangka panjang serta apa saja faktor-faktor penting yang mereka butuhkan
              untuk bisa sukses bekerja jarak jauh dalam jangka panjang.
              Secara  umum,  responden  pekerja  di  Indonesia  merasa  perusahaan  tempat  mereka  bekerja
              mendukung cara bekerja jarak jauh dalam jangka panjang (55 persen).

              Sentimen ini konsisten di ketiga kategori utama survei, yaitu gender, kelompok umur, dan skala
              organisasi.

              Namun masih banyak tugas yang harus dilakukan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk
              memahami berbagai tantangan yang dihadapi karyawan mereka dan menyediakan sumber daya
              yang  dibutuhkan  agar  para  karyawan  tersebut  bisa  sukses  bekerja  jarak  jauh  dalam  jangka
              panjang.

              Dari sisi sumber daya teknologi, hanya 54 persen pekerja di Indonesia setuju perusahaan tempat
              mereka bekerja telah melakukan semua yang mereka bisa untuk menyediakan sumber daya
              teknologi yang dibutuhkan.

              Tantangan teknologi terbesar yang mereka rasakan adalah stabilitas dukungan jaringan internet
              untuk bekerja secara remote, termasuk bandwidth internet (sebesar 41 persen). Mereka juga
              merasakan masih harus menggunakan perangkat pribadi untuk bekerja (32 persen responden).

              Hal ini harus mendapat perhatian khusus dari perusahaan mengingat berbagai risiko keamanan
              TI yang bisa muncul.
              Para pekerja juga mengalami kesulitan mengakses sumber daya internal perusahaan (28 persen
              responden) saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan.

              Para  pekerja  mengharapkan  ketiga  sumber  daya  teknologi  utama  ini  disediakan  oleh  pihak
              perusahaan tempat mereka bekerja: 1. Perangkat/alat produktivitas (42 persen responden) 2.
              Jaringan remote yang stabil, termasuk bandwidth internet (39 persen responden) 3. Akses ke
              sumber daya internal perusahaan (32 persen responden) Yang menarik, riset ini mendapati 75
              persen pekerja Indonesia sudah bekerja jarak jauh sebelum pemberlakuan PSBB, kedua tertinggi
              setelah India (85 persen).

              Rata-rata  pekerja  Indonesia  bekerja  dari  jarak  jauh  sebanyak  empat  hari  dalam  satu  bulan
              sebelum PSBB.

                                                            5
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11