Page 275 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 NOVEMBER 2020
P. 275

Ringkasan

              Pencairan  bansos  tunai  (  BLT  )  subsidi  gaji  pekerja  tahap  kedua  sebesar  Rp1,2  juta  mulai
              dilakukan pada awal pekan ini. Kebijakan tersebut merupakan lanjutan dari pencairan tahap
              pertama bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp5 juta yang telah diterima sepanjang Oktober lalu.

              Total target 15,7 juta pekerja akan mendapat Rp2,4 juta untuk meringankan beban pengeluaran
              mereka di tengah pandemi corona atau covid-19.

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah bilang pemerintah sengaja memberi bantuan kepada para
              pekerja kelas menengah ke bawah ini karena mereka juga tertekan di tengah pandemi, meski
              masih dianggap cukup mampu.



              BLT SUBSIDI GAJI SALAH SASARAN, RODA EKONOMI BISA MACET

              Pencairan  bansos  tunai  (  BLT  )  subsidi  gaji  pekerja  tahap  kedua  sebesar  Rp1,2  juta  mulai
              dilakukan pada awal pekan ini. Kebijakan tersebut merupakan lanjutan dari pencairan tahap
              pertama bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp5 juta yang telah diterima sepanjang Oktober lalu.

              Total target 15,7 juta pekerja akan mendapat Rp2,4 juta untuk meringankan beban pengeluaran
              mereka di tengah pandemi corona atau covid-19.
              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah bilang pemerintah sengaja memberi bantuan kepada para
              pekerja kelas menengah ke bawah ini karena mereka juga tertekan di tengah pandemi, meski
              masih dianggap cukup mampu.

              "Ini untuk membantu daya beli dan konsumsi masyarakat," ungkap Ida, beberapa waktu lalu.

              Kendati begitu, Ida menyatakan pencairan BLT subsidi gaji gelombang kedua mungkin akan lebih
              sedikit  dari  sebelumnya.  Hal  ini  sejalan  dengan  rekomendasi  Komisi  Pemberantasan  Korupsi
              (KPK)  yang  minta  agar  data  pekerja  di  program  BLT  subsidi  gaji  disinkronkan  dengan  data
              perpajakan di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.


              Sebab, menurut evaluasi, ada penerima BLT subsidi gaji yang berpenghasilan di atas Rp5 juta.
              Artinya, bansos yang diberikan tidak tepat sasaran.

              "Jadi kemarin KPK merekomendasikan agar datanya dipadankan dengan wajib pajak, ternyata
              ditemukan ada yang gajinya di atas Rp5 juta," ucapnya.

              Namun, Ida mengklaim mayoritas penerima tetap mereka yang bergaji di bawah Rp5 juta. Hanya
              saja dengan hasil pemantauan ini, kemungkinan penerima yang tidak sesuai tidak akan diberi
              subsidi gaji lagi, sehingga pencairan akan lebih sedikit. Kondisi ini rupanya tak membuat Ekonom
              INDEF Tauhid Ahmad kaget. Menurut dia, kesadaran untuk sinkronisasi data pekerja, gaji, dan
              perpajakan pasti telah disadari oleh pemerintah.

              "Tapi karena kemarin buru-buru, yang penting segera beri program bantuan ke masyarakat,
              akhirnya tidak menjadi kriteria, verifikasi cleaning dan clearing yang butuh proses panjang dan
              sudah disadari jadi diabaikan," ujar Tauhid kepada CNNIndonesia.com, Selasa (10/11).
              Pada kondisi ini, menurutnya, pemerintah tentu bisa berkilah bahwa pemberian bansos memang
              mau tidak mau harus cepat dilakukan, meski ada kekurangan. Bahkan, bisa pula ditutupi dengan
              'tameng' kekurangan diminimalisir sembari berjalan.

              "Karena kalau tidak, dampak ekonominya kecil, itu tidak lari ke konsumsi, tidak lari ke nongkrong,
              makanan, minuman, pulsa, tapi jadi disimpan untuk jaga-jaga, mengendap di bank," tuturnya.

                                                           274
   270   271   272   273   274   275   276   277   278   279   280