Page 221 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 APRIL 2021
P. 221
HADAPI DAMPAK PANDEMI, PERUSAHAAN BAYAR PENUH THR DI HARI PERTAMA
RAMADAN
Salah satu emiten barang konsumsi ikut mematuhi arahan pemerintah untuk membayar penuh
Tunjangan Hari Raya (THR) 2021 kepada karyawan. Sekretaris Perusahaan PT Unilever
Indonesia Tbk, Reski Damayanti yang menegaskan, bahwa perusahaan telah memenuhi hak
karyawan mendapatkan THR secara penuh tanpa dicicil.
"Kewajiban THR tahun 2021 telah kami bayarkan penuh untuk seluruh karyawan pada hari
pertama bulan suci Ramadan. Meskipun, seperti juga pelaku industri lainnya, perusahaan masih
menghadapi dampak berat dari pandemi dan terus berusaha keras menjaga momentum
pertumbuhan serta kinerja, namun kami tetap berpegang teguh pada filosfi dan komitmen
membayarkan THR satu bulan sebelum hari raya, seperti yang selalu kami lakukan selama ini,"
ujar Reski Damayanti di Jakarta, Rabu (28/4).
THR sendiri, menurut Reski sejatinya bukan semata hadiah hari raya dari pelaku usaha, namun
merupakan bagian penting yang diharapkan menjadi stimulus produktif pengungkit aktivitas
perekonomian melalui belanja masyarakat.
"Kami bersyukur dapat terus memenuhi komitmen kami pada karyawan Unilever Indonesia, dan
lebih jauh kami berharap bahwa hal ini turut menjadi stimulus produktif yang mendukung upaya
peningkatan aktivitas perekonomian melalui belanja masyarakat," tegasnya.
Menghadapi situasi penuh tantangan sepanjang tahun 2020 pendapatan emiten dengan kode
UNVR ini tumbuh tipis 0,11 persen year on year (yoy) jadi Rp42,97 triliun, dari Rp42,92 triliun di
tahun sebelumnya.
Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial, Kementerian Ketenagakerjaan
(Kemnaker), Indah Anggoro Putri mengapresiasi perusahaan yang komitmen memberikan THR
penuh kepada karyawan. Diharapkan, komitmen tersebut dapat menjadi contoh bagi perusahaan
lain.
"Komitmen Unilever untuk memenuhi hak karyawan untuk mendapatkan THR Keagamaan secara
penuh, sangat bagus. Semangat yang seperti ini perlu menjadi contoh bagi perusahaan lain,"
ucap Indah Putri.
Menurut Indah, meski situasi bisnis dan ekonomi belum 100 persen pulih akibat dampak dari
pandemi Covid 19, namun pemerintah sudah menyiapkan aturan dan koridor mengenai THR.
Kalau memang ada masalah keuangan perusahaan, maka harus ada bukti dan dilaporkan resmi
ke Dinas Ketenagakerjaan setempat.
"Laporan harus otentik dan dapat dibuktikan. Lalu segera dibangun dialog yang produktif, efektif
dan kekeluargaan antara pihak pekerja dan perusahaan. Kemudian, sudah ada mekanisme
sanksi bagi perusahaan yang ingkar atau lalai tidak membayarkan THR ke pekerja," tegasnya.
Aturan Pemerintah Sebagai informasi, pemerintah telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor
M/6/HK.04/IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan
Tahun 2021 bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan pada Senin (12/4). Dalam SE tersebut, para
perusahaan diminta untuk membayar THR penuh paling lama 7 hari sebelum hari raya
keagamaan. Posko THR di 34 provinsi juga sudah siap melayani laporan dan mediasi tenaga
kerja dan pelaku usaha.
Meskipun demikian, pemerintah memberikan kelonggaran bagi perusahaan yang masih
terdampak pandemi Covid-19 dan tak mampu membayar THR sesuai waktu yang ditentukan,
yakni dengan membayar THR maksimal H-1 lebaran.
220