Page 362 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 APRIL 2021
P. 362

"Karena  kami  ingin  MK  mencabut  PP  turunan  UU  Cipta  Kerja  atau  OmnibusLaw,  khususnya
              klaster ketenagakerjaan. Kami harap hakim MK mendengarkan, antara lain hilangnya kepastian
              pendapatan," ucapnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (27/4).

              Said  menjelaskan  hilangnya  kepastian  pendapatan  para  buruh  tercermin  dalam  pengertian
              bahwa Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) dapat diputuskan oleh gubernur. Menurutnya kata
              'dapat' menunjukkan ketidakpastian karena gubernur juga tidak bisa menetapkan.

              "Tidak  ada  kepastian,  karena  menggunakan  kata-kata  'dapat'.  Berarti  tidakada  kepastian,
              kembali kepada rezim upah murah," ucapnya.

              Jika gubernur tidak bisa menetapkan maka yang diberlakukan adalah Upah Minimum Provinsi
              (UMP). Said menilai jika UMP yang diberlakukan maka upah yang diterima para  buruh yang
              tadinya secara sektoral akan turun jauh.

              Dia mencontohkan UMK di wilayah Bekasi Rp 4,9 juta, Purwakarta Rp 4,5 juta dan Karawang Rp
              4,9 juta. Upah itu akan turun menjadi Rp 1,8 juta karena mengikuti besaran UMP Jawa Barat.

              "Ini  memberikan  ketidakpastian  upah,  no  income  security.  Ini  diperparah  lagi  dengan  Upah
              Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK) untuk tahun 2021 yang belum dipastikan. Ini berarti
              dengan hilangnya UMSK, UMSK tahun 2020 di Bekasi dan Karawang itu Rp 5,2 juta, UMK 2021
              Rp 4,9 juta, turun dong karena UMSK tidak diberlakukan," tutupnya, (detik/red)




















































                                                           361
   357   358   359   360   361   362   363   364   365   366   367