Page 364 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 APRIL 2021
P. 364

Hai ini diungkap Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
              Tenaga Kerja (PHI dan Jamsos) Kemnaker Indah Anggoro Putri di kantor Kemnaker, Jakarta,
              Minggu (25/4).

              Menurut  Putri,  sesuai  Surat  Edaran  (SE)  Nomor  M/6/HK.04/IV/2021  tentang  Pelaksanaan
              Pemberian  THR  Keagamaan  Tahun  2021  bagi  Pekerja/Buruh  di  Perusahaan,  yang  pada
              prinsipnya  mewajibkan  pengusaha  memberi  THR  Keagamaan  secara  penuh  kepada
              pekerja/buruhnya padaH-7 Lebaran.

              "THR Keagamaan wajib diberikan dalam bentuk uang rupiah dan paling lambat 7 hari sebelum
              hari  raya  keagamaan,"kata  Dirjen  Putri.  Dia  menjelaskan  ada  tiga  jenis  pekerja/buruh  yang
              berhak memperoleh THR Keagamaan.

              Pertama, pekerja/buruh berdasarkan PKWT atau PKWTT yang memiliki masa kerja satu bulan
              secara menerus atau lebih. Kedua, pekerja/buruh berdasarkan PKWTT yang mengalami PHK oleh
              pengusaha terhitung sejak H-30 hari sebelum hari raya keagamaan.
              Ketiga, pekerja/buruh yang dipindahkan ke perusahaan lain dengan masa kerja berlanjut, apabila
              dari perusahaan lama belum mendapatkan THR. Putri menegaskan THR wajib dibayar penuh
              dan tepat waktu.

              Menurutnya,  dalam  pembayaran  THR,  tidak  ada  perbedaan  status  kerja.  "Para  pekerja
              outsourcing maupun pekerja kontrak, asalkan telah bekerja selama 1 bulan atau lebih dan masih
              memiliki hubungan kerja pada saat hari keagamaan berlangsung, maka berhak mendapatkan
              THR juga,"ujar Dirjen Putri.

              Ketentuan besarnya THR berdasarkan peraturan THR Keagamaan adalah 1 bulan upah untuk
              pekerja/buruh  yang  mempunyai  masa  kerja  12  bulan  secara  terus  menerus  atau  lebih.
              Sementara, pekerja/buruh yang masa kerjanya 1 bulan secara terus menerus sampai dengan
              kurang dari 12 bulan, berhak mendapat THR yang dihitung secara proporsional sesuai masa
              kerjanya.

              Penghitungan upah sebulan yakni upah tanpa tunjangan yang merupakan upah bersih (clean
              wages) atau upah pokok termasuk tunjangan tetap. Dalam hal upah terdiri dari upah pokok dan
              tunjangan tidak tetap maka perhitungan THR dihitung berdasarkan upah pokok.
              Dari perhitungan upah tersebut, kata Putri, tidak menutup kemungkinan perusahaan juga dapat
              memberikan THR yang nilainya lebih besar dari peraturan perundang-undangan. "Hal tersebut
              terlebih dahulu ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
              bersama atau kebiasaan yang selama ini memang telah dilakukan oleh perusahaan,"ujar Dirjen
              Putri.

              Pekerja/buruh  yang  bekerja  berdasarkan  perjanjian  kerja  harian,  upah  satu  bulan  dihitung
              melalui  dua  ketentuan.  Yakni  memiliki  masa  kerja  12  bulan  atau  lebih  (rata-rata  upah  yang
              diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum hari raya) dan masa kerja kurang dari 12 bulan (rata-
              rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja).

              (jpnn/joo)











                                                           363
   359   360   361   362   363   364   365   366   367   368   369