Page 384 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 APRIL 2021
P. 384

Dasar  hukum  dari  keterangan  di  atas  ada  di  Permenaker  Nomor  6/2016  pasal  2  ayat  (2).
              Bunyinya  adalah  sebagai  berikut:  "  THR  Keagamaan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)
              diberikan  kepada  Pekerja/Buruh  yang  mempunyai  hubungan  kerja  dengan  Pengusaha
              berdasarkan  perjanjian  kerja  waktu  tidak  tertentu  atau  perjanjian  kerja  waktu  tertentu,"
              demikian bunyi pasal tersebut.

              Kemnaker sendiri menegaskan THR wajib dibayar kepada pekerja paling lambat H-7 atau 7 hari
              sebelum Idul Fitri. Namun di tengah pandemi virus Corona (COVID-19), perusahaan yang tidak
              mampu membayar tepat waktu dibolehkan membayar maksimal H-1 asal memenuhi syarat.

              Pasal  2  ayat  (1)  Permenaker  tersebut  menyatakan  pengusaha  wajib  memberikan  THR
              Keagamaan  kepada  Pekerja/Buruh  yang  telah  mempunyai  masa  kerja  1  bulan  secara  terus
              menerus atau lebih.

              Mengacu pada pasal 3 peraturan tersebut, pekerja yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan
              (satu tahun) secara terus menerus atau lebih, diberikan THR sebesar 1 bulan upah.
              "Pekerja/Buruh yang mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12
              bulan, diberikan ( THR ) secara proporsional sesuai masa kerja," demikian bunyi pasal 3 butir b.






















































                                                           383
   379   380   381   382   383   384   385   386   387   388   389