Page 63 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 SEPTEMBER 2020
P. 63

Bantuan ini digulir sejak 17 Agustus 2020. Pemerintah akan menutup pendaftaran bagi pelaku
              usaha mikro yang ingin mendapatkan Bantuan Presiden (Banpres) Produktif Usaha Mikro yang
              terdampak Covid-19 pada minggu kedua September 2020.

              Alokasi Anggaran Bisa Berubah

              Menteri  Keuangan  Sri  Mulyani  mengatakan,  alokasi  anggaran  program  pemulihan  ekonomi
              nasional tahun depan akan berubah, salah satunya untuk program perlindungan sosial (bansos).

              "Nampaknya 2021 masih akan bergerak beberapa program PEN dan penanganan Covid karena
              kita  tahu  bahwa  sampai  akhir  tahun  meskipun  ada  harapan  vaksin  tapi  Covid  masih  ada.
              Sehingga waktu kemarin kita bicara program PEN yang lebih rendah, namun Bapak Presiden
              Joko Widodo akan tetap melakukan perubahan alokasi," jelas Sri Mulyani dalam Raker bersama
              Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (7/9).

              Di sisi lain, dia menegaskan bahwa APBN juga harus tetap fleksibel dengan mempertimbangkan
              berbagai dinamika yang terjadi di tahun depan. Kendati begitu tetap dengan memperhatikan
              disiplin fiskal dan prudent dalam mengelola keuangan.

              Adapun dalam RAPBN 2021, pemerintah mematok defisit anggaran sebesar Rp 971,2 triliun atau
              setara dengan 5,5% terhadap PDB.

              "Ini yang akan kita coba antisipasi apakah dalam hal ini bansosnya akan diperpanjang, apakah
              jumlahnya dikurangi, mungkin ini akan berubah di beberapa tempat. Sehingga kami di Kemenkeu
              harus fleksibel dalam melihat berbagai dinamika tapi tetap lihat disiplin fiskal," tuturnya.

              Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 356,5 triliun untuk Program PEN 2021 atau lebih
              rendah dibandingkan alokasi pada 2020 yang sebesar Rp 695,2 triliun.

              Anggaran tersebut akan digunakan untuk bidang kesehatan Rp 25,4 triliun, perlindungan sosial
              Rp  110,2  triliun,  dukungan  UMKM  Rp  48,8  triliun,  pembiayaan  korporasi  Rp  14,9  triliun,
              pembiayaan sektoral dan pemda Rp 136,7 triliun, serta insentif usaha Rp 20,4 triliun.

              Khusus untuk program perlindungan sosial tahun depan akan diturunkan dalam lima program.
              Pertama, Program Keluarga Harapan (PKH) untuk 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
              Kedua, kartu sembako diberkan kepada 18,8 juta KPM.

              Ketiga, program Kartu Pra Kerja. Keempat, dana desa berupa bantuan langsung tunai (BLT) dan
              mendukung  Badan  Usaha  Milik  Desa  (BUMDes).  Kelima,  bantuan  tunai  kepada  10  juta  KPM
              masing-masing penerima sebesar Rp 200 ribu selama enam bulan.

              Kadin Sambut Positif

              Dihubungi terpisah, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang
              Hubungan  Internasional  Shinta  W  Kamdani,  menyambut  baik  keputusan  pemerintah  untuk
              melanjutkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga tahun 2021.
              Shinta  memproyeksikan  perekonomian  nasional  akan  pulih  dari  dampak  pandemi  Covid-19
              secara bertahap, satu sampai dua tahun ke depan. Selain itu, menurut dia, setiap sektor ekonomi
              membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk pulih.

              Tergantung karakter industri atau sektor usaha, besarnya damage ekonomi di sektor tersebut,
              dan confidence pelaku usaha dan konsumen di sektor tersebut sepanjang Covid-19," kata Shinta
              kepada Investor Daily, Senin (7/9).





                                                           62
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68