Page 239 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 AGUSTUS 2020
P. 239

positive - Sufmi Dasco Ahmad (Wakil Ketua DPR) Kita sekarang sudah bersaudara dan kami akan
              sekeras-kerasnya memperjuangkan apa yang sudah kita sepahamkan dengan tim perumus
              positive - Willy Aditya (Wakil Ketua Badan Legislasi) Tidak ada perjuangan yang bisa dilakukan
              hanya segelintir orang, apa yang sudah menjadi komitmen bersama Said Iqbal, Sufmi Dasco,
              dan kami adalah bentuk persatuan perjuangan kita



              Ringkasan
              Puluhan ribu buruh melakukan aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law  RUU Cipta Kerja  yang
              dipusatkan di Menko Perekonomian dan  DPR  RI, Selasa (25/8). Aksi tersebut dilakukan bukan
              hanya di DKI Jakarta, namun juga di sejumlah tempat lainnya.

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, aksi serentak
              juga dilakukan di berbagai daerah. Antara lain, Jawa Barat di Gedung Sate Bandung, Banten di
              Serang, Jawa Tengah di Semarang, Jawa Timur di Gedung Grahadi Surabaya.



              AKSI BURUH TOLAK RUU CIPTA KERJA TAK HANYA DI JAKARTA

              oleh  Arif Satrio Nugroho, Riskyan Adiyudha, Nawir Arsyad Akbar  Puluhan ribu buruh melakukan
              aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law  RUU Cipta Kerja  yang dipusatkan di Menko Perekonomian
              dan  DPR  RI, Selasa (25/8). Aksi tersebut dilakukan bukan hanya di DKI Jakarta, namun juga di
              sejumlah tempat lainnya.

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, aksi serentak
              juga dilakukan di berbagai daerah. Antara lain, Jawa Barat di Gedung Sate Bandung, Banten di
              Serang, Jawa Tengah di Semarang, Jawa Timur di Gedung Grahadi Surabaya.

              "Aksi serupa juga akan dilakukan di Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Bengkulu, Riau,
              Batam,  Lampung,  Banjarmasin,  Samarinda,  Gorontalo,  Makasar,  Manado,  Kendari,  Mataram,
              Maluku, Ambon, Papua, dan sebagainya," kata Said Iqbal saat dikonfirmasi  Republika  melalui
              pesan singkat, Selasa (25/8).

              Ada dua isu yang dibawa dalam aksi ini adalah tolak  omnibus law  draf pemerintah dan setop
              PHK massal dampak Covid 19. Dijelaskan Said Iqbal, setidaknya ada sembilan alasan kaum buruh
              menolak omnibus law draf pemerintah, yang terangkum dalam 23 pertanyaan mendasar untuk
              menolak omnibus law.

              Kesembilan  alasan  tersebut  adalah  hilangnya  upah  minimum,  berkurangnya  nilai  pesangon,
              waktu  kerja  eksploitatif,  karyawan  kontrak  seumur  hidup,    outsourcing    seumur  hidup,  phk
              dipermudah, hak cuti dan upah atas cuti dihapus, tka buruh kasar dipermudah masuk, sanksi
              pidana dihapus, serta potensi hilangnya jaminan kesehatan dan jaminan pensiun bagi pekerja
              kontrak dan outsourcing seumur hidup.

              "Kami berharap, pemerintah dan DPR bisa menerima sikap KSPI bersama KSPSI AGN, dan 32
              Konfederasi serta federasi lainnya, yaitu mengeluarkan klaster ketenagakerjaan dan RUU Cipta
              Kerja, atau setidaknya UU no 13/2003 tidak dilakukan perubahan atau dikurangi sama sekali."
              Kalaupun  klaster  ketenagakerjaan  tidak  dicabut  dari  RUU  Cipta  Kerja,  dia  meminta  agar
              setidaknya  UU  Nomor  13  tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan  tidak  diubah  atau  direvisi
              sedikitpun. Termasuk didalamnya semua putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang sudah final
              terhadap regulasi tersebut tidak boleh diubah.



                                                           238
   234   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244