Page 128 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 APRIL 2021
P. 128
Namun, ucap Ujang, partai oposisi lain seperti PKS dan Partai Demokrat lebih kecil peluangnya
untuk bergabung ke dalam koalisi pemerintahan.
"Yang memiliki peluang besar masuk adalah PAN" ucapnya.
Ujang berpandangan ada beberapa nama yang kemungkinan akan di reshuffle.
Di antaranya Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro yang sudah
'pamit', lalu ada nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.
"Saya melihat pak Bambang akan digeser ke Kepala Otoritas Ibu Kota Negara. Sedangkan
Nadiem, banyak masyarakat yang mengkritik kebijakan kontroversial. Dia hebat di GoJek tapi
tidak di Mendikbud," tutur Ujang. Ia meyakini reshuffle kali ini tidak akan menggeser kursi
menteri dari kalangan partai politik.
Sedangkan Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin menyebut Jokowi dalam waktu dekat
ini akan melantik dua menteri tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan Ngabalin di akun Twitter seperti dilihat pada Rabu (14/4/2021).
Namun Ngabalin tidak mengetahui pasti apakah ada menteri baru lain yang juga akan dilantik.
"Presiden insyaallah akan melantik menteri baru (1) Menteri Dikbud/Ristek (2) Menteri
Investasi/Kepala BKPM. Adakah menteri-menteri lain yang akan dilantik, kapan & siapa para
beliau itu? Wallahu'alam bisshowaab itu hak prerogatif Presiden & kita tunggu saja.
#KabinetIndonesiaMaju," tulis Ngabalin.
Akomodasi kepentingan Parpol? Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indobarometer,
Qodari, menyebut bahwa mengangkat dan memberhentikan menteri adalah hak prerogatif
presiden.
Namun, menurut Qodari, perombakan kabinet Jokowi kali ini dilakukan untuk mengakomodasi
kepentingan partai politik.
"Meski mengangkat atau memberhentikan menteri adalah hak prerogatif Presiden, perombakan
kabinet kali ini dilakukan untuk mengakomodasi kepentingan partai politik," kaya Qodari Pertama
yakni kebutuhan untuk mengakomodasi Partai Amanat Nasional (PAN).
Disinggung Soal Isu Reshuffle dan Komunikasi dengan Jokowi, Begini Jawaban PPP Legislator
PDIP Nilai Tak Ada Urgensi Mereshuffle Nadiem Makarim "Pertama itu adalah kebutuhan untuk
mengakomodasi Partai Amanat Nasional pasca kemenangan Zulkifli Hasan ke Pak Jokowi.
"Sekaligus keluarnya Amien Rais dari PAN dan mendirikan Partai Ummat," kata Qodari dikutip
dari tayangan di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (15/4/2021).
Selain itu, Qodari juga menuturkan, reshuffle ini juga dilakukan untuk mengakomodasi
Muhammadiyah yang sebelumnya masih belum berhasil.
"Yang kedua untuk mengakomodasi Muhammadiyah yang pada reshuffle pertama itu belum
berhasil," imbuhnya.
Pengamat Pendidikan Nilai Nadiem Makarim Jangan Direshuffle: Muda, Berani dan Visioner Soal
Reshuffle Kabinet, Pengamat: Presiden Jokowi Harus Ada Alat Ukur Jelas, Bukan Sekadar Populis
Isu Reshuffle Kabinet Kian Menguat, Yasonna Laoly Dianggap Paling Layak Diganti Menurut
Survei IPO Diketahui sebelumnya, Akhir-akhir ini isu tentang reshuffle Kabinet Indonesia Maju
sedang santer dibicarakan.
127