Page 220 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 APRIL 2021
P. 220

Kata dia, membengkaknya utang negara dan defisit APBN berpotensi menghambat pemulihan
              ekonomi. Oleh sebab itu, kinerja Sri Mulyani dinilai tak memuaskan.
              "Jadi  dianggap  tidak  bisa  mengendalikan  level  defisit  dan  tidak  bisa  mengendalikan  utang.
              Bahkan narasinya seolah-olah utang itu hak yang baik dan perlu ditingkatkan. Jadi seolah-olah
              tidak  melihat  bahwa  utang  itu  memiliki  tingkat  risiko  yang  cukup  menghambat  pemulihan
              ekonomi dan akan menjadi beban kepada fiskal-fiskal ke depannya," kata Bhima dikutip dari
              Batamnews.co.id --jaringan Suara.com, Rabu (14/4/2021).

              Senada dengan Bhima, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony
              Budiawan juga berpendapat Sri Mulyani layak di-reshuffle. Ia mengkritik keras cara pengelolaan
              uang negara dari Sri Mulyani.

              "Pengelolaan keuangan negara ini ugal-ugalan. Masa SILPA saja diakumulasi terus. Kalau Rp 50
              triliun kan sudah bisa bikin beberapa RS dan sekolah, jadi itu sudah banyak sekali," kata dia.

              Lanjut Bhima, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menurutnya juga dinilai layak
              diganti.

              Bhima berpendapat, Ida terlalu berpihak kepada pelaku usaha, khususnya di sektor padat karya
              ketimbang para pekerja yang kesulitan di tengah pandemi Covid-19.

              "Padahal  harusnya  kan  memprioritaskan  bagaimana  pekerja,  hak-haknya  itu  diperjuangkan
              melalui Kemnaker, saya tidak melihat itu," ujarnya.















































                                                           219
   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225