Page 298 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 APRIL 2021
P. 298

Sebagai  program  jaminan  sosial  baru,  idealnya  program  JKP  diharapkan  bisa  memberikan
              tambahan perlindungan kesejahteraan bagi pekerja atau buruh yang terkena PHK lewat manfaat
              bantuan uang tunai, akses informasi pasar kerja, dan pelatihan kerja.

              Untuk memperoleh ketiga manfaat tersebut, ada beberapa ketentuan yang tercantum di dalam
              PP  JKP  Nomor  37  tahun  2021  pasal  4  .  Peserta  terdiri  atas:  a)  pekerja/  buruh  yang  telah
              diikutsertakan oleh pengusaha dalam program jaminan sosial; dan b. pekerja/ buruh yang baru
              didaftarkan oleh pengusaha dalam program jaminan sosial.

              Lebih lanjut, dijelaskan bahwa peserta sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus memenuhi
              persyaratan yaitu warga negara Indonesia, belum mencapai usia 54 tahun pada saat mendaftar,
              dan mempunyai hubungan kerja dengan pengusaha.

              Dan pastinya, untuk bisa mendapatkan fasilitas JKP, peserta yang bekerja pada usaha besar dan
              menengah juga harus diikutsertakan pada program JKN, JKK, JHT dan JKM. Pekerja/ buruh pada
              usaha mikro dan usaha kecil, diikutsertakan sekurang-kurangnya pada program JKN, JKK, JHT
              dan JKM.

              Adapun PHK yang dimaksud di dalam UU tersebut harus dengan alasan tertentu. Bagi tenaga
              kerja yang mengalami PHK dengan alasan mengundurkan diri, cacat total tetap, pensiun, atau
              meninggal dunia, tidak akan memperoleh manfaat program JKP.
              Di satu sisi, dengan skema manfaat yang ada, menurut TURC Trade Union Rights Centre (TURC)-
              -Pusat Studi dan Advokasi Perburuhan--program JKP ini berpotensi membuka ceruk kelompok
              keluarga miskin baru.

              Pasalnya, para pekerja yang menerima upah sebatas UMP (Upah Minimum Provinsi) berpeluang
              menerima manfaat tunai di bawah standar minimum yang ditetapkan BPS atas kategori keluarga
              miskin, yakni Rp458.947/ kapita/ bulan dengan skenario persentase pembagian manfaat tunai
              yang ada saat ini (45% untuk 3 bulan pertama dan 25% untuk 3 bulan berikutnya).
              Bisa  dibayangkan,  berapa  rupiah  manfaat  tunai  yang  diterima  para  pekerja  yang  hanya
              menerima upah bulanan Rp1,7 juta/ bulan dalam rentang periode bulan ke-4 sampai ke-6? Dua
              puluh lima persen dari Rp1,7 juta, artinya hanya Rp425.000.

              Skenario  manfaat  tunai  program  JKP  juga  akan  berdampak  kepada  para  pekerja  kantoran
              dengan  gaji  di  atas  Rp5juta.  Mengingat  ada  batas  atas  yang  ditentukan  untuk  perhitungan
              manfaat tunai, yakni berhenti di angka Rp5juta per bulan.

              Artinya,  di  kelompok  pekerja  berpenghasilan  rendah,  program  ini  berpeluang  melahirkan
              kelompok-kelompok miskin baru. Sementara, di kelompok pekerja berpenghasilan menengah-
              tinggi, program JKP berpotensi menurunkan standar hidup suatu keluarga.

              Dalam riset yang dilakukan terhadap kebijakan JKP, TURC memberikan sejumlah rekomendasi
              terkait perhitungan manfaat tunai, yakni penentuan batas minimal. Jika dalam penghitungan
              manfaat tunai ditentukan batas atas maksimal, bukankah akan lebih bijak ditentukan juga batas
              minimal manfaat tunai untuk mencegah lahirnya kelompok-kelompok miskin baru?.













                                                           297
   293   294   295   296   297   298   299   300   301   302   303