Page 325 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 APRIL 2021
P. 325

Sependapat  dengan  Dedi,  Ujang  menilai  perombakan  menteri  juga  dilakukan  dengan
              mempertimbangkan situasi politik secara matang. Tidak mutlak jadi hak presiden sepenuhnya.
              "Sebenarnya kan, nama Nadiem sudah cukup dari dulu untuk di-reshuffle, tapi faktanya enggak.
              Lalu kebijakan Ida Fauziah Menaker, banyak PHK di sana-sini, banyak persoalan, ternyata kan
              enggak di-reshuffle juga," tutur Ujang.

              "Misal pak Pratikno, Jokowi Mania menjadikannya salah satu menteri yang harus di-reshuffle,
              enggak mungkin juga. Karena pak Pratikno salah satu tangan kanan Jokowi," sambungnya.

              Presiden Joko Widodo (kanan) saat memimpin upacara pelantikan menteri Kabinet Indonesia
              Maju  di  Istana  Negara  Jakarta,  Rabu  (23/12/2020).  (ANTARA  FOTO/AGUS  SUPARTO)
              Berdasarkan  survei  IPO  terkait  kinerja  kementerian/lembaga,  peluang  reshuffle  kabinet  dan
              potensi capres 2024, Nadiem (dengan persentase 40 persen) termasuk lima besar menteri yang
              diinginkan publik untuk diganti. Nama lainnya ialah Menkominfo Johnny G. Plate (55 persen),
              Menkumham Yasonna H. Laoly (47 persen), hingga Mentan Syahrul Yasin Limpo (44 persen).
              Survei itu dilakukan pada 12-23 Oktober 2020. Metode purposive sampling dilakukan terhadap
              170 orang pemuka pendapat yang berasal dari peneliti universitas, lembaga penelitian mandiri,
              dan asosiasi ilmuwan sosial/perguruan tinggi.

              Sementara survei terhadap massa pemilih nasional dilakukan dengan metode multistage random
              sampling terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia dengan margin of error dalam rentang
              2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

              Di sisi lain, pengamat politik dari Universitas Andalas, Ilham Azre, mengungkapkan reshuffle
              tidak  akan  menyasar  pos  kementerian  lain  di  luar  Kemendikbud-Ristek  dan  Kementerian
              Investasi.

              Sebab, menurut dia, kinerja sejumlah menteri sejauh ini sudah bagus dan tidak ada gonjang-
              ganjing politik yang berarti.

              "Menurut saya enggak ada. Pertama dari sisi faktor politik sudah stabil. Indikator ekonomi juga
              sudah mulai membaik," ucap Ilham saat dihubungi melalui sambungan telepon.

              "Ada  riak  kecil  yakni  KSP  tapi  saya  enggak  yakin  juga  membuat  pergantian  pada  KSP,"
              sambungnya.

              Pilihan Kalangan Profesional Baik Dedi maupun Ujang menilai kalangan profesional merupakan
              pilihan yang tepat bagi Jokowi jika hendak merombak menterinya.

              Dedi  mengatakan  sosok  dari  unsur  profesional  lebih  minim  kepentingan  dibandingkan  kader
              partai.  Lagi pula,  ujar  dia,  banyaknya  menteri  dari  unsur  parpol  yang  telah  diproses  hukum
              mengindikasikan bahwa mereka belum cukup meyakinkan terbebas dari kepentingan organisasi.

              "Kita bisa baca kasus Juliari Batubara [mantan Menteri Sosial], di mana melibatkan banyak kader
              parpol yang sama. Begitu juga periode sebelumnya yang menyasar Menag Lukman Hakim, juga
              menjerat tokoh-tokoh se-parpol," imbuhnya.

              Juliari menjadi tersangka KPK atas kasus dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) penanganan
              Covid-19. Beberapa politikus PDIP, yakni Ihsan Yunus dan Herman Herry, diduga terlibat dalam
              tindak pidana tersebut.

              Sementara  Lukman  belum  berstatus  tersangka  meskipun  dalam  vonis  hakim  ia  terbukti
              menerima Rp70 juta terkait kasus jual beli jabatan di lingkungan Kementerian Agama.



                                                           324
   320   321   322   323   324   325   326   327   328   329   330