Page 324 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 APRIL 2021
P. 324
Ringkasan
Pengamat politik memprediksi reshuffle kabinet kali ini, Jokowi kemungkinan menyasar para
menteri yang terdampak pandemi Covid-19. Ia pun menyinggung Menteri Ketenagakerjaan Ida
Fauziyah serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Menurutnya, Ida tidak
mampu berbuat banyak mengatasi situasi sulit para pekerja yang kehilangan pekerjaannya
karena pandemi Covid-19. Sementara Nadiem dinilai tak menawarkan kebijakan optimal terkait
pembelajaran di masa pandemi.
SASARAN RESHUFFLE KABINET JOKOWI: MENTERI TERDAMPAK PANDEMI
Jakarta - Wacana reshuffle atau perombakan menteri dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju
mencuat setelah Presiden Joko Widodo mengusulkan penggabungan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).
Selain Kemendikbud-Ristek, Jokowi juga mengusulkan pembentukan Kementerian Investasi.
Ketentuan itu termuat dalam Surat Presiden (Surpres) Nomor R-14/Pres/03/2021 yang sudah
disetujui oleh DPR RI melalui pembahasan dalam Rapat Konsultasi Pengganti Rapat Badan
Musyawarah (Bamus) DPR, Kamis (8/4), yang dihadiri oleh pimpinan DPR RI dan pimpinan
sembilan fraksi.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, menyebut bahwa Jokowi
akan melantik menteri baru di posisi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Mendikbud-Ristek).
Ia juga menyampaikan akan ada menteri baru untuk jabatan Menteri Investasi. Menurutnya,
menteri itu akan merangkap jabatan di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, mengatakan masih ada
beberapa menteri yang memiliki kinerja timpang dengan visi-misi presiden, selain melantik dua
menteri baru pada reshuffle kabinet kali ini.
"Reshuffle memungkinkan menyasar kementerian lain, tidak saja Kemenristek atau
Kemendikbud. Terutama menteri yang bidangnya terdampak pandemi," kata Dedi kepada
CNNIndonesia.com melalui pesan tertulis, Rabu (14/4).
Ia pun menyinggung Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah serta Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Makarim. Menurutnya, Ida tidak mampu berbuat banyak mengatasi situasi
sulit para pekerja yang kehilangan pekerjaannya karena pandemi Covid-19. Sementara Nadiem
dinilai tak menawarkan kebijakan optimal terkait pembelajaran di masa pandemi.
Hanya saja, Dedi berpendapat perombakan menteri dalam praktiknya bukan menjadi hak
presiden sepenuhnya.
"Ada andil pengaruh mitra koalisi yang juga menjadi pertimbangan. Kondisi itu memungkinkan
reshuffle menyasar kelompok non-parpol," tandasnya.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, berpendapat seharusnya
pembentukan dan penggabungan kementerian dapat menjadi momentum koreksi bagi menteri
yang lain. Namun, ia memprediksi Jokowi tidak akan melakukan reshuffle besar-besaran.
"Secara politik pak Jokowi masih menjaga kestabilan politik," ujarnya.
323