Page 80 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 APRIL 2021
P. 80

KEPATUHAN BELUM OPTIMAL

              Bisnis, JAKARTA --- Tingkat kepatuhan pemberi kerja atau badan usaha untuk mengikutsertakan
              pekerjanya dalam program kesehatan lewat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
              dinilai belum optimal.

              Data  Badan  Penyelenggara  Jaminan  Sosial  (BPJS)  BPJS  Kesehatan  mencatat  sekitar  1.094
              perusahaan tidak patuh dalam kepesertaan program Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN. Jika
              dibiarkan, kondisi itu dapat memengaruhi kesejahteraan pekerja.

              Direktur Pengawasan, Pemeriksaan dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Kesehatan Mundihamo
              mengatakan bahwa sepanjang 2020, terdapat 1.094 laporan ketidakpatuhan pemberi kerja atau
              badan usaha kepada Pengawas Ketenagakerjaan di tingkat daerah. Temuan itu ditindaklanjuti
              dengan pemeriksaan bersama antara BPJS Kesehatan dengan Kementerian Ketenagakerjaan.

              Menurutnya, bentuk ketidakpatuhan badan usaha tersebut antara lain dalam hal pendaftaran,
              penerimaan  piutang  tahun  berjalan,  dan  penerimaan  piutang  carry  over.  Dia  menilai  bahwa
              ketidakpatuhan tersebut harus diatasi untuk keberlangsungan jaminan sosial.

              "Ketidakpatuhan ini, selain berdampak terhadap kesejahteraan para pekerja juga berdampak
              terhadap keberlangsungan program JKN," ujarnya, Kamis (15/4).

              BPJS Kesehatan telah melakukan berbagai upaya penegakan kepatuhan terhadap badan usaha,
              bersama  dengan  pemangku  kepentingan  terkait.  Menurut  Mundihamo,  pihaknya  telah
              melaksanakan upaya itu bersama Direktorat Pengawasan Norma Ketenagakerjaan dan Jaminan
              Sosial (PNKJ) Kementerian Ketenagakerjaan.

              Kegiatan penegakan kepatuhan tersebut berupa pemanggilan dan pemeriksaan bersama kepada
              badan usaha. BPJS Kesehatan di daerah pun telah bekerja sama dengan Dinas Ketenagakerjaan
              di 34 Provinsi dan 480 Kabupaten/Kota sepanjang 2020.

              Adapun, sampai 31 Maret 2021, jumlah badan usaha yang telah terdaftar dalam Program JKN
              sebanyak  333.560  dengan  jumlah  pekerja  16.969.202  dan  anggota  keluarga  sebanyak
              21.082.026. Total peserta segmen Pekerja Penerima Upah Badan Usaha (PPU BU) pun tercatat
              sebanyak 38.051.228 jiwa.

              Direktur  Utama  BPJS  Kesehatan  Ali  Ghufron  Mukti  menjelaskan  bahwa  pihaknya  akan
              mengoptimalkan integrasi data dan aplikasi Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (WLKP)
              dengan aplikasi Perluasan Kepesertaan PPU BU milik BPJS Kesehatan.

              "Optimalisasi aplikasi WLKP saat ini diharapkan dapat memastikan seluruh badan usaha dan
              pekerjanya terdaftar dalam Program JKN. Dengan kata lain pekerja akan terjamin akses layanan
              kesehatannya," ujar Ghufron dalam pertemuan dengan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah,
              Kamis (15/4).

              Ghufron berharap dengan segera diimplementasikan sinergi aplikasi WLKP ini diharapkan dapat
              menyisir  data-data  potensial  ketenagakerjaan,  khususnya  dalam  hal  kepatuhan  terhadap
              Program JKN-KIS.

              Dalam kesempatan tersebut, Ida menjelaskan bahwa sinergi data dapat menyelesaikan berbagai
              kendala  kepesertaan  program  JKN, khususnya bagi  segmen PPU  BU. Menurutnya,  perlu  ada
              penguatan dalam koordinasi, selain dengan Kemenaker, juga dengan BPJS Ketenagakerjaan.
              "Konsekuensi dari sinergi data ini adalah perlu banyak duduk bersama, adanya pendalaman dan
              yang terpenting pemahaman yang sama antar instansi. Karena dampak dari pertukaran data ini



                                                           79
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85