Page 68 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 DESEMBER 2020
P. 68

CEGAH KERUSUHAN SOSIAL, PEMERINTAH HARUS ANTISIPASI FENOMENA
              PREKARIAT
              Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak serius bagi struktur ketenagakerjaan Indonesia,
              antara lain membesarnya jumlah para pekerja rentan dan informal yang disebut prekariat.

              Guru Besar IPB Nunung Nuryartono menyampaikan bahwa fenomena prekariat ini perlu untuk
              dicermati lebih lanjut oleh semua pihak khususnya pemerintah, melalui kebijakan yang dapat
              meningkatkan produktifitas dan jaminan sosial bagi para pekerja rentan.

              "Pandemi  Covid-19  telah  mengakibatkan  adanya  informalisasi  tenaga  kerja  kita  yang  terjadi
              hampir di seluruh sektor," ujarnya dalam diskusi bertema Fenomena Prekariat dan Solusinya:
              Revolusi Mental dan Pancasilanomics yang diselenggarakan oleh Sigmaphi Policy Reserch dan
              Data Analysis dan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) di
              Jakarta, Kamis (3/12/2020).

              Data BPS menunjukkan Pandemi Covid-19 telah berdampak terhadap 29,12 juta orang penduduk
              usia kerja. Di dalamnya, terdapat 24,03 juta orang yang mengalami pengurangan jam kerja,
              1,77 juta orang sementara tidak bekerja, dan 2,56 juta orang menjadi pengangguran.

              Besarnya dampak pandemi, pada gilirannya telah mendorong kenaikkan tingkat pengangguran
              terbuka dari 5,23% di Agustus 2019 menjadi 7,07% di Agustus 2020, atau dari 7,10 juta orang
              menjadi 9,77 juta orang.

              Para  pekerja  rentan  di  Indonesia  tersebut  belum  termasuk  para  tenaga  kerja  yang  saat  ini
              berstatus sebagai tenaga ahli daya atau outsourcing dan pekerja yang masih berstatus sebagai
              pekerja kontrak di sebuah perusahaan.

              Nunung melanjutkan, kenaikan pengangguran, pekerja paruh waktu, pekerja yang berkurang
              jam kerjanya, hingga masuknya angkatan kerja baru, adalah persoalan yang harus diselesaikan
              oleh negara melalui penciptaan lapangan kerja secara besar-besaran.

              “Ketika  hal  tersebut  tidak  diselesaikan  secara  komprehensif,  maka  kondisi  struktur
              ketenagakerjaan yang demikian akan segera memperburuk kondisi kemiskinan, ketimpangan,
              dan  dalam  beberapa  aspek  dapat  bergerak  ke  arah  kerusuhan  sosial  atau  social  unrest,"
              tuturnya.

              Pada  kesempatan  yang  sama,  Anggota  Gugus  Tugas  Nasional  Revolusi  Mental  Kementerian
              Koordinator  PMK,  Tri  Mumpuni,  menjelaskan  bahwa  akar  persoalan  dari  fenomena  prekariat
              adalah  dipisahkannya  sumber  daya  lokal  dari  komunitas  lokal,  sehingga  investasi  berjalan
              dengan hanya mengeksploitasi sumber daya yang ada.

              “Maka tugas negara dalam kerangka Revolusi Mental dan Pancasilanomics adalah memastikan
              investasi  yang  berjalan  harus  menyatukan  sumber  daya  lokal  dan  komunitas  lokal  agar
              masyarakat dapat sejahtera, berdaya hidup mandiri, serta bermartabat, serta mengalokasikan
              subsidi negara dengan tepat sasaran,” ujarnya.

              Sementara itu, Dosen Fisipol Unair Airlangga Pribadi menjelaskan fenomena prekariat adalah
              hasil  nyata  dari  praktik  ekonomi  pasar  bebas  atau  neoliberalisme  yang  berdampak  pada
              munculnya kelompok masyarakat yang hidup dalam kondisi ketidakpastian atau rentan melalui
              sistem pasar bebas tenaga kerja yang disebut pasar tenaga kerja fleksibel atau ‘labor market
              flexibility’.

              “Pancasila  musti  ditempatkan  sebagai  metode  historis  dan  praksis  untuk  menyelesaikan
              persoalan  struktural,  seperti  neoliberalisme  dan  oligarki  yang  menghasilkan  kelas  prekariat,"
              jelasnya.

                                                           67
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73