Page 249 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 AGUSTUS 2021
P. 249

CSIS : INSENTIF PRAKERJA JADI BANTALAN PENUHI KEBUTUHAN SEHARI-HARI

              MISI program Kartu Prakerja untuk peningkatan kualitas SDM yang diperluas fungsinya sebagai
              bantuan  sosial  bisa  dianggap  tercapai.  Survei  Centre  for  Strategic  and  International  Studies
              (CSIS) menemukan perilaku penerima insentif kartu prakerja sebagian besar menggunakannya
              untuk membeli sembako atau bahan pangan.

              "Temuan kami (CSIS) menunjukkan bahwa insentif yang diperoleh setelah mengikuti program
              kartu  prakerja  digunakan  untuk  memenuhi  kebutuhan  dasar  atau  pokok,  seperti  membeli
              sembako atau bahan pangan, dijawab oleh 86,7% dari responden" kata Fajar B. Hirawan, Peneliti
              Senior, Departemen Ekonomi, CSIS Indonesia, dalam rilis survei CSIS Peranan Program Kartu
              Prakerja di Masa Pandemi, yang disiarkan secara daring pada Jumat (13/8).

              Selain itu, insentif juga digunakan untuk, membayar listrik, air atau utilitas, dijawab oleh 63,4%
              responden.  "Ada  juga  untuk  membeli  pulsa  atau  paket  internet  karena  memang  saat  ini
              dibutuhkan untuk kegiatan yang dilakukan online" lanjut Fajar B. Hirawan.
              Menurut Fajar, insentif kartu prakerja yang diberikan pasca pelatihan mampu menjadi buffer
              atau  bantalan  bagi  untuk  memenuhi  kebutuhan  dasar  sehari-hari.  Survei  CSIS  ini  juga
              menemukan, 42,4% responden menjawab insentig digunakan untuk menambah modal usaha.

              "Ini terkait pada (tujuan) kartu prakerja dapat memberikan kail daripada memberikan ikan saja"
              kata Fajar B. Iriawan.

              Hal ini menurut Fajar menarik. Sebab dari 2.000 responden, 42,4% (849 responden) menjawab
              menggunakan insentif pasca pelatihan itu untuk menggunakan modal usaha.

              "Nah dari penggunaan sebagai modal usaha ini kita lihat hampir setengahnya (47,7 persen dari
              849 responden yang menjawab menggunakan sebagai modal usaha) digunakan untuk membeli
              barang yang dijual kembali dan 29,2% menggunakan untuk membeli barang sebagai bahan
              produksi seperti tepung untuk membuat adonan roti/kue untuk dijual" jelas Fajar B. Iriawan.

              Menanggapi temuan survei CSIS, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana (PMO) Program Kartu
              Prakerja, Denni Puspa Purbasari menjelaskan program Prakerja tidak hanya memberikan ikan
              tapi juga kail.

              "Ini program yang juga perlindungan sosial, kalau hanya memberikan uang, mungkin uang akan
              habis  untuk  bayar  listrik/air,  bahan  pangan,  tetapi  untuk  mendapatkan  uang  ini  juga  harus
              belajar  dulu,  diwajibkan  untuk  mengambil  kail  dulu  sebelum  bisa  dapat  ikannya"  Direktur
              Eksekutif Manajemen Pelaksana (PMO) Program Kartu Prakerja.

              Sebelumnya  pemerintah  melalui  Menteri  Koordinator  Perekonomian  telah  mengumumkan
              menambah  alokasi  anggaran  program  Kartu  Prakerja  sebesar  Rp1,2  triliun,  sehingga  total
              anggaran untuk 2021 berjumlah total Rp21,2 triliun. Penambahan anggaran Rp1,2 trilun tersebut
              termasuk  dalam  skema  paket  penambahan  Rp10  trilun  bantuan  PPKM  yang  dibagi  dengan
              program bantuan subsidi upah (BSU) sebesar 8,8 triliun.

              Survei Peranan Program Kartu Prakerja di Masa Pandemi dilaksanakan pada 27 Juli sampai 2
              Agutus  2021.  Survei  dilaksanakan  dengan  wawancara  menggunakan  telepon  (telesurvei).
              Reponden dipilih dari seluruh penerima program kartu prakerja. Jumlah sample sebanyak 2000
              responden, yang dipilih secara acak dengan kombinasi stratified random sampling.

              Pemilihan sample mempertimbangkan proporsi antara jumlah sample dengan jumlah penerima
              program kartu prakerja di tiap provinsi serta proporsi perempuan dan laki-laki. Margin of error
              (MOE) survei ini sebesar +/- 2,19% dengan tingkat kepercayaan 95%. (RO/OL-09)

                                                           248
   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254