Page 69 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 DESEMBER 2021
P. 69

Ringkasan

              Pemerintah  Indonesia  menyatakan  nota  kesepahaman  (MoU)  dengan  Malaysia  tentang
              perlindungan  pekerja  migran  bakal  menekan  kasus  kekerasan  yang  menimpa  tenaga  kerja
              Indonesia  di  negara  itu.  Kesepakatan  tersebut  diklaim  bakal  menjadi  payung  hukum
              perlindungan pekerja migran Indonesia, terutama yang berada di sektor domestik seperti pekerja
              rumah tangga. Namun aktivis buruh migran ragu kesepakatan itu akan benar-benar mencegah
              tenaga kerja asal Indonesia terhindar dari kekerasan majikan.



              INDONESIA DAN MALAYSIA GAGAS KESEPAKATAN SOAL PERLINDUNGAN PEKERJA
              MIGRAN, TAPI 'KEKERASAN MASIH BISA TERUS TERJADI'

              Pemerintah  Indonesia  menyatakan  nota  kesepahaman  (MoU)  dengan  Malaysia  tentang
              perlindungan  pekerja  migran  bakal  menekan  kasus  kekerasan  yang  menimpa  tenaga  kerja
              Indonesia di negara itu.

              Kesepakatan  tersebut  diklaim  bakal  menjadi  payung  hukum  perlindungan  pekerja  migran
              Indonesia,  terutama  yang  berada  di  sektor  domestik  seperti  pekerja  rumah  tangga.  Namun
              aktivis  buruh  migran  ragu  kesepakatan  itu  akan  benar-benar  mencegah  tenaga  kerja  asal
              Indonesia terhindar dari kekerasan majikan.

              Pengawasan  dan  kemauan  politik  yang  rendah  dituding  membuat  pekerja  migran  Indonesia
              selalu berada dalam posisi yang rentan. Kesepakatan penempatan dan perlindungan pekerja
              migran antara Indonesia dan Malaysia sudah berakhir sejak 2016.

              Pembaruan kesepakatan ini belakangan terus dibahas, termasuk oleh pimpinan tertinggi kedua
              negara  November  lalu.  Pembahasan  nota  kesepahaman  ini  sekarang  sudah  mencapai  tahap
              akhir, kata Direktur Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Luar Negeri Kemnaker, Rendra.

              Menurutnya  sejumlah  poin  krusial  akan  dimasukkan  dalam  kesepakatan  itu,  termasuk
              pengawasan perlakuan terhadap pekerja migran di Malaysia.

              "Semua  hal  sudah  oke,  antara  lain  penempatan  tenaga  kerja  harus  melalui  satu  jalur  dan
              pekerjaan harus disesuaikan dengan kualifikasi tenaga kerja. Yang belum adalah batas minimal
              gaji," ujar Rendra.

              "Nanti juga akan dibuat tim yang bertemu tiga bulan sekali untuk mengevaluasi pelaksanaannya.

              "Masing-masing negara harus mengawasi apakah ada pelanggaran terkait besaran upah, paspor
              yang ditahan majikan, hari libur, hingga akses komunikasi," ucapnya.

              Untuk  mencegah  pengawasan  yang  bersifat  satu  arah,  Rendra  menyebut  Indonesia
              mengusulkan agar setiap pekerja migran diberi hak melaporkan pelanggaran yang dilakukan
              majikan mereka.
              Pembahasan  kesepakatan  soal  perlindungan  pekerja  migran  ini  mencuat  bersamaan  dengan
              kasus kematian Adelina Lisao, tenaga kerja asal Nusa Tenggara Timur di Penang, Malaysia.

              Dalam persidangan tingkat bawah, September lalu, majikan Adelina, Ambika Shan, dibebaskan
              dari dakwaan melakukan kekerasaan yang berujung kematian.

              Rabu (09/12) kemarin, dalam proses banding di tingkat Mahkamah Persekutuan atau lembaga
              peradilan tertinggi di Malaysia, kasus ini kembali disidangkan.



                                                           68
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74