Page 100 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 DESEMBER 2020
P. 100

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua LPSK Antonius Wibowo terkait keberhasilan repatriasi
              43 PMI yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) pada November lalu. "LPSK menilai
              upaya  yang  telah  dilakukan  oleh  Kemlu,  sangat  tepat  serta  patut  diapresiasi,"  ujar  Antonius
              dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (8/12).

              Terkait rencana perlindungan kepada 43 PMI tersebut, LPSK akan segara melakukan koordinasi
              dengan  sejumlah  lembaga.  Antonius  menyebutkan  pihaknya  siap  bekerja  sama  dan
              berkolaborasi  dengan  pihak  Badan  Pelindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  (BP2MI)  dan
              Kepolisian  "Untuk  BP2MI,  kami  sudah  menandatangani  nota  kesepahaman  pelindungan  bagi
              pekerja migran Indonesia yang menjadi korban perdagangan orang Oktober lalu," kata Antonius
              Antonius melanjutkan, lingkup nota kesepahaman yang ditandatangani di antaranya memberikan
              fasilitasi dan layanan perlindungan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan bagi PMI
              yang  menjadi  saksi,  korban,  dan/atau  pelapor  dalam  dugaan  tindak  pidana  pengiriman  PMI
              secara illegal.

              Menurut  Antonius,  apabila  dalam  proses  penyelidikan  yang  dilakukan  oleh  kepolisian
              mengindikasikan  adanya  praktik  perdagangan  orang,  LPSK  siap  memberikan  perlindungan
              kepada PMI mulai dari rehabilitasi medis, psikologis hingga fasilitasi penghitungan restitusi.

              "Jika para PMI tersebut telah menjadi terlindung LPSK, kami siap membantu aparat penegak
              hukum untuk memproses secara hukum perusahaan yang merekrut mereka melalui cara ilegal,
              sebab selama ini perusahaan sangat jarang tersentuh dan diadili dalam perkara tindak pidana
              perdagangan orang" ujar Antonius.

              Pada  tahun  2020,  hingga  bulan  Oktober  LPSK  telah  memberikan  perlindungan  kepada  263
              terlindung yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.

              Untuk kasus TPPO yang menimpa PMI, salah satu bentuk perdagangan orang yang terjadi adalah
              pekerja  migran  Indonesia  dipekerjakan  secara  non  prosedural.  Dalam  data  permohonan
              perlindungan LPSK, hanya 25 persen PMI yang diberangkatkan oleh agen resmi. Rentang waktu
              2016 sampai dengan Juni 2020, LPSK telah menerima sebanyak 289 permohonan perlindungan
              PMI.

              Sebanyak  57  persen  dari  mereka  berlatar  belakang  pendidikan  SMA,  22  persen  berlatar
              pendidikan SD, 17 persen berlatar pendidikan SMP, dan sisanya merupakan sarjana dan diploma.
              Antonius menyebut negara di kawasan Timur Tengah yang paling banyak menjadi tujuan PMI
              non prosedural. Sebanyak 57 pemohon dipekerjakan di Arab Saudi, sementara yang lainnya di
              Bahrain, Irak, Libya, Maroko, Mesir, Qatar, Somalia, Sudan, Suriah, Turki dan Uni Emirat Arab.

              Menurut catatan LPSK, setidaknya ada 6 bentuk eksploitasi yang sering dialami oleh PMI di luar
              negeri, yakni kontrak kerja yang tidak jelas, upah yang dibayarkan tidak sesuai, kerja lembur,
              penjeratan hutang. n.




















                                                           99
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105