Page 112 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 DESEMBER 2020
P. 112
Judul Faisal Basri Sebut Pemerintah Ngawur Diagnosis Lapangan Kerja
Nama Media cnnindonesia.com
Newstrend Angkatan Kerja
Halaman/URL https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20201208172833-532-
579526/faisal-basri-sebut-pemerintah-ngawur-diagnosis-lapangan-kerja
Jurnalis redaksi
Tanggal 2020-12-08 19:59:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Ditjen Binapenta
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Narasumber
negative - Faisal Basri (Ekonom Senior Indef) Maukah adik-adik tamatan universitas, SMA, SMK,
dan diploma ini jadi pekerja di industri padat karya? Misalnya, tukang jahit di industri garmen,
kan tidak. Jadi, diagnosis pemerintah ini ngawur melulu
negative - Faisal Basri (Ekonom Senior Indef) Jadi, masalah pengangguran di Indonesia ini
menciptakan lapangan kerja bukan untuk tamatan SD. Yang tamatan SD itu, cari kerja sendiri
serampangan dia lakukan
positive - Faisal Basri (Ekonom Senior Indef) Kita bangun ekonomi ini cuma mengandalkan pada
faktor produksi, modal, dan tenaga kerja, sehingga terjadi perlambatan. Jadi, setiap tambahan
pekerja dan tambahan modal menghasilkan pertumbuhan yang lebih rendah, di bawah proporsi
tambahan modal dan tenaga kerjanya
neutral - Jokowi (Presiden Republik Indonesia) Tapi bukan salah pekerja, karena pekerja tidak
dilengkapi dengan teknologi, karena di kita inovasi, R&D rendah jadi kita bergantung pada input
tenaga kerja, buruh, dan segala macam
Ringkasan
Ekonom Senior Indef Faisal Basri menyebut pemerintah salah mendiagnosis kebutuhan lapangan
kerja, dengan menyediakan sektor padat karya yang digencarkan Presiden Joko Widodo
(Jokowi).
Lihatlah, berdasarkan data BPS per Agustus 2020, mayoritas pengangguran atau 13,6 persen
merupakan tamatan SMK. Disusul lulusan SMA sebanyak 9,9 persen. Kemudian, lulusan diploma
8,1 persen, dan lulusan universitas 7,4 persen.
111