Page 206 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 DESEMBER 2020
P. 206

dan advokasi. Semua itu harus dilakukan karena keterbatasan jangkauan pemerintah. Apalagi
              jika mereka bekerja di daerah terpencil atau perkebunan, seperti di Sabah, Malaysia.
              "Bagaimana  negara  sampai  di  situ.  Peningkatan  kualitas  pendidikan  adalah  kemampuan
              berserikat.  Kami  lihat  paguyuban  di  Malaysia  itu  teman-teman  dekat  tenaga  kerja  Indonesia
              (TKI) ketika ada masalah," ujarnya dalam diskusi daring dengan tema "Pencegahan Penyiksaan
              Buruh Migran Indonesia di Malaysia", Selasa (8/12/2020).

              Institute  Ecosoc  Right  mengklaim  sudah  lama  memberikan  masukan  ini  kepada  pemerintah.
              Berdasarkan riset, negara harus memberi peran yang luas kepada organisasi buruh. Serikat ini
              harus diperlakukan sebagai mitra negara.

              Perlidungan  terhadap  BMI,  menurut  Palupi,  dapat  dilakukan  dengan  sistem  informasi,
              mekanisme pengaduan, dan penanganan yang efektif. "Ini negara harus bekerja sama dengan
              masyarakat,  baik  di  dalam  maupun  luar  negeri.  Itu  bisa  dengan  paguyuban.  Mereka  sudah
              banyak paguyuban sesuai daerah asal," tuturnya.
              Dia memaparkan pemerintah harus melakukan pengawasan terhadap agen-agen tenaga kerja.
              Tentu berani menerapkan sanksi yang tegas.

              "Gimana mau menindak, pengawasan tidak ada. Di dalam negeri saja sangat minim. Apalagi di
              sektor migran yang begitu banyak celah. Absennya pengawasan terhadap agen ini membuat
              mudahnya perdagangan orang," pungkasnya.

              (Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024) (muh).














































                                                           205
   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211