Page 215 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 NOVEMBER 2020
P. 215
Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Cabang Bantul menilai kenaikan upah
minimum kabupaten atau UMK Bantul 2021 masih belum sesuai dengan keinginan buruh. Namun
demikian karena UMK sudah ditetapkan dan disepakati KSPSI menerimanya dan akan
mengawalnya.
Ketua KSPSI Cabang Bantul, Ponijan mengatakan kenaikan UMK Bantul 2021 mendatang masih
dibawah Upah Minimum Provinsi (UMP) DIY. Menurut dia, buruh di Bantul awalnya mengusulkan
kenaikan UMK Bantul 3,54% dari UMK tahun ini. Namun yang disetujui kenaikannya hanya 2,9%
dari Rp1.790.500 menjadi Rp1.842.460.
"Sebenarnya belum sesuai harapan. Seharusnya memang minimal sama dengan kenaikan UMP,
tapi mau bagaimana lagi sudah menjadi keputusan ya kami ikut saja," kata Ponijan, saat
dihubungi Minggu (22/11/2020).
Kendati demikian, Ponijan mengaku bersyukur ada kenaikan UMK di Bantul di tengah pandemi
Coronavirus Disease atau Covid-19. Bahkan Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) sendiri
memutuskan tidak menaikan UMP dengan alasan ekonomi Indonesia masih dalam pemulihan.
Keputusan tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) M/11/HK.04/X/2020 tentang Penetapan
Upah Minimum Tahun 2021 pada Masa Pandemi Covid-19.
Walau ada SE Kemenaker tersebut, namun lima provinsi menaikan UMP termasuk DIY. Provinsi
lainnya yang menaikan UMP adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Sulawesi
Selatan. "Kami menerima kenaikan upah ini meski nilanyanya kecil," ujar Ponijan.
Ponijan berharap kenaikan UMK Bantul dipatuhi oleh semua perusahaan tanpa terkecuali. KSPSI
Cabang Bantul akan mengawal kenaikan UMK tersebut.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul, Aris
Suharyanta mengatakan kenaikan UMK Bantul 2021 sudah proporsional. Kenaikan tersebut
diakuinya sudah melalui pembahasan dan diskusi yang melibatkan Asosiasi Pengusaha Indonesia
(Apindo), Pemerintah Kabupaten Bantul, dan perwakilan serikat pekerja di Bantul.
Menurut dia, kenaikan UMK ini juga masih di atas Kulonprogo dan Gunungkidul sehingga
dinilainya sudah ideal. Sebab kenaikan upah terlalu besar juga bisa memberatkan perusahaan di
tengah pandemi Covid-19 ini. "Menurut kami kenaikan ini sudah pas sekali setelah dijejerkan kita
nomor telu wes ideal, nggo opo wae wes proporsional [kenaikan UMK Bantul sudah pas dan
proporsional]," kata Aris.
214