Page 489 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 489

serikat buruh meminta agar para Gubernur mengabaikan suarat edaran tersebut. Kalau tidak
              ada  kenaikan  upah  minimum,  bisa  dipastikan  aksi-aksi  buruh  akan  membesar  dan  semakin
              menguat. Apalagi hal ini terjadi di tengah penolakan omnibus law.

              “Bisa  saja  akhirnya  kaum  buruh  mengambil  keputusan  mogok  kerja  nasional,”  tegasnya.
              “Berbeda  dengan  mogok  nasional  yang  dilakukan  pada  tanggal  6-8  Oktober  lalu,  kali  ini
              bentuknya adalah mogok kerja nasional yang dilakukan oleh serikat buruh di tingkat pabrik,”
              terang Said Iqbal. Persoalan upah adalah persoalan di tingkat perusahaan atau pabrik. Mereka
              bisa  mengajukan  perundingan  kenaikan  upah  yang  dilakukan  secara  bersamaan  di  masing-
              masing  perusahaan,  dan  jika  deadlock,  maka  sudah  memenuhi  persyaratan  yang  diatur
              UndangUndang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan untuk melakukan mogok kerja.

              “Menaker adalah orang yang paling bertanggung jawab kalau terjadi mogok kerja nasional. Stop
              produksi serentak di seluruh Indonesia. Itu boleh dalam UndangUndang No 13 Tahun 2003.
              Berbeda  dengan  tanggal  6-8  Oktober,  yang  menggunakan  dasar  unjuk  rasa.  Mogok  Kerja
              Nasional akan lebih dahsyat lagi,” tegasnya, Dalam waktu dekat, yang akan dilakukan KSPI dan
              buruh Indonesia adalah melakukan aksi puluhan ribu buruh pada tanggal 2 November di Depan
              Istana dan Mahkamah Konstitusi.

              Aksi  juga  akan  dilakukan  serentak  di  24  provinsi  dan  melibatkan  200  kab/kota  di  seluruh
              Indonesia,  meminta  agar  omnibus  law  UU  "Selain  itu,  kami  meminta  Presiden  Jokowi  untuk
              menginstruksikan  kepada  Menaker  agar  mencabut  surat  edaran  yang  menyatakan  tidak  ada
              kenaikan upah minimum 2021," tambahnya.(jp/*)


















































                                                           488
   484   485   486   487   488   489   490   491   492   493   494