Page 494 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 494

"Menetapkan dan mengumumkan Upah Minimum Provinsi (UMP) Tahun 2021 pada tanggal 31
              Oktober 2020," tulis Surat Edaran Menaker seperti dikutip, Sabtu (31/10/2020).
              Menaker  menjelaskan  dalam  latar  belakang  penetapan  UMP  2021,  pandemi  Covid-19  telah
              berdampak  pada  kondisi  perekonomian  dan  kemampuan  perusahaan  dalam  memenuhi  hak
              pekerja dan buruh termasuk dalam membayar upah.

              Untuk itu, sebagai upaya memberikan perlindungan dan kelangsungan usaha, perlu dilakukan
              penyesuaian terhadap penetapan UMP pada situasi pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-
              19.

              Serikat buruh menolak Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan Nomor M/ll/HK.04/X/2020
              tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 Pada Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019
              (COVID-19) atau UMP 2021. Alhasil para diminta untuk tegas gubernur mengabaikan SE anyar
              yang dinilai merugikan kaum buruh itu.

              Presiden KSPI, Said Iqbal menyatakan, kalau tidak ada kenaikan UMP pada tahun depan, bisa
              dipastikan aksi-aksi buruh akan membesar dan semakin menguat. Apalagi hal ini terjadi di tengah
              penolakan omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja yang baru disahkan oleh DPR RI.

              "Bisa saja akhirnya kaum buruh mengambil keputusan mogok kerja nasional. Berbeda dengan
              mogok nasional yang dilakukan pada tanggal 6-8 Oktober lalu, kali ini bentuknya adalah mogok
              kerja nasional yang dilakukan oleh serikat buruh di tingkat pabrik," kata dia dalam Konferensi
              Pers KSPI, Jumat (30/10).

              Menurutnya persoalan upah adalah persoalan di tingkat perusahaan atau pabrik. Mereka bisa
              mengajukan perundingan kenaikan upah yang dilakukan secara bersamaan di masing-masing
              perusahaan, dan jika deadlock, maka sudah memenuhi persyaratan yang diatur Undang-Undang
              No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan untuk melakukan mogok kerja.

              "Menaker (Ida Fauziyah) adalah orang yang paling bertanggung jawab kalau terjadi mogok kerja
              nasional. Stop produksi serentak di seluruh Indonesia. Itu boleh dalam Undang-Undang No 13
              Tahun 2003. Berbeda dengan tanggal 6-8 Oktober, yang menggunakan dasar unjuk rasa. Mogok
              Kerja Nasional akan lebih dahsyat lagi," tegasnya, Dalam waktu dekat, yang akan dilakukan KSPI
              dan buruh Indonesia adalah melakukan aksi puluhan ribu buruh pada tanggal 2 November di
              Depan Istana dan Mahkamah Konstitusi.

              Aksi  juga  akan  dilakukan  serentak  di  24  provinsi  dan  melibatkan  200  kab/kota  di  seluruh
              Indonesia, meminta agar omnibus law UU Cipta Kerja dibatalkan. Ditegaskan, bahwa aksi -aksi
              yang akan dilakukan KSPI adaah aksi yang terukur, terarah, konstitusional, dan tidak anarkis.

              Selain  itu,  kami  meminta  Presiden  Jokowi  untuk  menginstruksikan  kepada  Menaker  agar
              mencabut surat edaran yang menyatakan tidak ada kenaikan UMP 2021.

              Aksi  serupa  juga  akan  dilakukan  tanggal  9  November  di  DPR  RI  untuk  mendesak  dilakukan
              legislative Review terhadap UU Cipta Kerja. Selanjutnya tanggal 10 November 2020 aksi akan
              dilakukan di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, meninta Menaker mencabut surat edaran
              yang sudah dibuat.

              "Di  titik  akhir,  kami  sedang  mempertimbangkan  untuk  melakukan  mogok  kerja  nasional,"
              tegasnya.

              Serikat  buruh  menyerukan  penolakan  terhadap  Surat  Edaran  (SE)  Menteri  Ketenagakerjaan
              Republik Indonesia Nomor 11/HK04/X/2020 tentang Penetapan Upah Minimum tahun 2021 atau
              UMP 2021 pada Masa Pandemi Covid-19.


                                                           493
   489   490   491   492   493   494   495   496   497   498   499