Page 484 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 484

argumentasi dalam pengeluarkan surat edaran tersebut," kata Said Iqbal. Oleh karena itu, serikat
              buruh meminta agar para Gubernur mengabaikan surat edaran tersebut.
              Ancaman mogok nasional menyikapi UMP 2021 tak naik.

              Kalau tidak ada kenaikan upah minimum, bisa dipastikan aksi-aksi buruh akan membesar dan
              semakin menguat. Apalagi hal ini terjadi di tengah penolakan omnibus law.

              "Bisa saja akhirnya kaum buruh mengambil keputusan mogok kerja nasional," tegasnya.

              Jika diperlukan, mogok kerja nasional ini dilakukan setelah adanya perundingan sebanyak tiga
              kali oleh serikat pekerja di tingkat perusahaan terkait kenaikan upah minimum dan upah berkala,
              yang akan dilakukan paling lambat akhir November atau pertengahan Desember 2020.

              Dalam  perundingan  tersebut,  bisa  saja  terjadi  deadlock.  Atas  dasar  itu,  serikat  pekerja  bisa
              mengajukan  pemberitahuan  mogok  kerja  ke  Dinas  Tenaga  Kerja  terkait  akibat  gagalnya
              perundingan kenaikan upah dengan dasar menggunakan UU No 13 Tahun 2003.

              "Mogok  kerja  ini  dilakukan  tanpa  kekerasan  dan  memperhatikan  ketentuan  perundang-
              undangan. Adapun keputusan mogok kerja nasional akan dipertimbangkan secara matang dan
              tidak sembrono oleh pimpinan nasional serikat pekerja," tegas Said Iqbal.

              "Menaker adalah orang yang paling bertanggung jawab kalau terjadi mogok kerja nasional. Stop
              produksi serentak  di  seluruh  Indonesia.  Itu  dibolehkan  dalam  Undang-Undang  No  13  Tahun
              2003. Berbeda dengan tanggal 6-8 Oktober, yang menggunakan dasar unjuk rasa. Mogok Kerja
              Nasional akan lebih dahsyat lagi," lanjutnya.

              Bagaimana respons Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyikapi protes keras
              UMP tak naik? Langsung klik halaman selanjutnya.

              Merespons hal tersebut, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menegaskan, pemerintah telah
              mencatat semua rekomendasi dari serikat pekerja/buruh. Menurutnya, usulan yang diterima dari
              serikat pekerja/buruh ialah penekanan tak ada penurunan UMP di tahun depan.

              "Berkaitan dengan rekomendasi penetapan Upah Minimum 2021 dari Depenas, pemerintah telah
              menerima catatan bahwa unsur serikat pekerja/serikat buruh mempunyai pandangan nilai Upah
              Minimum  2021  tidak  boleh  turun,  meskipun  sudah  ada  KHL  (Kebutuhan  Hidup  Layak)  hasil
              peninjauan," jelas Ida ketika dihubungi detikcom.

              Begitu  juga  dengan  rekomendasi  pengusaha  yang  juga  masuk  dalam  catatan  pemerintah.
              "Sementara unsur pengusaha berpandangan bahwa naik atau turunnya Upah Minimum harus
              dilihat  secara  menyeluruh  dan  merupakan  konsekuensi  dari  adanya  hasil  peninjauan  KHL,"
              terang Ida.

              Ida  menambahkan  tak  semua  rekomendasi  Depenas  bisa  menghasilkan  keputusan  bulat.
              Sehingga,  keputusan  Ida  menerbitkan  Surat  Edaran  Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor
              M/ll/HK.04/X/2020  tentang  Penetapan  Upah  Minimum  Tahun  2021  Pada  Masa  Pandemi
              Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah sebagai jalan tengah.

              "Melihat  kondisi  dampak  dari  pandemi  COVID-19  dan  untuk  memberikan  perlindungan  bagi
              pekerja/buruh  dan  kelangsungan  bekerja,  serta  menjaga  kelangsungan  usaha,  pemerintah
              mengambil jalan tengah yang sebelumnya telah dikaji secara mendalam," tutur Ida.







                                                           483
   479   480   481   482   483   484   485   486   487   488   489