Page 481 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 481

Serikat  buruh  menyerukan  penolakan  terhadap  Surat  Edaran  (SE)  Menteri  Ketenagakerjaan
              Republik Indonesia Nomor 11/HK04/X/2020 tentang Penetapan Upah Minimum tahun 2021 atau
              UMP 2021 pada Masa Pandemi Covid-19.

              "Serikat buruh menolak SE Menaker berkenaan dengan yang menyatakan bahwa upah minimum,
              baik UMP/UMK/UMSP/UMSK tahun 2021 sama dengan tahun 2020," ujar Presiden Konfederasi
              Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal dalam video konferensi, Jumat (30/10/2020).

              Bahkan, Iqbal menilai keputusan yang dimuat dalam SE tersebut hanya mengakomodasi salah
              satu pihak, yaitu pengusaha. Dijelaskan, dewan pengupahan nasional unsur buruh secara tegas
              menyatakan  tidak  ada  kesepakatan  yang  menyetujui  adanya  kenaikan  UMP  2021.  Namun
              ternyata Menaker justru menerbitkan SE yang memutuskan tidak ada kenaikan UMP di 2021.

              "Dewan pengupahan nasional menjelaskan bahwa tidak ada kesepakatan apa pun di tripartit
              nasional yang menyatakan tidak ada kenaikan UMP di tahun 2020. Bahkan di forum yang lebih
              besar lagi, tidak ada kesepakatan. Jadi, pemerintah menggunakan dasar apa?" kata Iqbal.
              "Patut  diduga,  Kemnaker  berbohong  terhadap  argumentasi  dasar  pertimbangan  dalam
              mengeluarkan SE (UMP) itu," kata dia.

              Untuk  itu,  serikat  buruh  menghimbau  kepada  pemerintah  dalam  hal  ini  Kementerian
              Ketenagakerjaan untuk mencabut SE tersebut. Lalu bagi gubernur, serikat buruh meminta agar
              SE UMP tersebut tak perlu diikuti.

              "Kami menghimbau kepada pemerintah terutama Menaker, cabut SE (UMP) tersebut. Dan pada
              para gubernur, jangan ikuti SE Menaker tersebut," kata Iqbal.

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyatakan, per hari Selasa, 27 Oktober 2020, Pukul
              16.35  WIB,  ada  18  daerah  telah  melaksanakan  sidang  dewan  pengupahan  provinsi  dan
              menyepakati tidak menaikkan upah minimum atau UMP 2021.

              Hal  ini  sesuai  dengan  Surat  Edaran  (SE)  Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor  11/HK04/X/2020
              tentang Penetapan Upah Minimum tahun 2021 pada Masa Pandemi Covid-19.

              Mengutip  SE  tersebut,  Selasa  (27/10/2020),  dituliskan  bahwa  pandemi  Covid-19  telah
              berdampak  pada  kondisi  perekonomian  dan  kemampuan  perusahaan  dalam  memenuhi  hak
              pekerja dan buruh, termasuk dalam membayar upah.

              Atas dasar hal tersebut, Menaker Ida meminta kepada para gubernur di seluruh Indonesia untuk
              melakukan penyesuaian penetapan nilai Upah Minimum Provinsi (UMP) di 2021 sama dengan
              tahun sebelumnya. Dengan kata lain, tidak ada kenaikan UMP 2021.

              Dirangkum oleh Rabu (28/10/2020), berikut daftar 18 provinsi yang memastikan tidak menaikkan
              UMP 2021: 1) Jawa Barat Rp 1.810.350 2) Banten Rp 2.460.968 3) Bali Rp 2.493.523 4) Aceh
              Rp  3.165.030  5)  Lampung  Rp  2.431.324  6)  Bengkulu  Rp  2.213.604  7)  Kepulauan  Riau  Rp
              3.005.383 8) Bangka Belitung Rp 3.230.022 9) Nusa Tenggara Barat Rp 2.183.883 10) Nusa
              Tenggara Timur Rp 1.945.902 11) Sulawesi Tengah Rp 2.303.710 12) Sulawesi Tenggara Rp
              2.552.014 13) Sulawesi Barat Rp 2.571.328 14) Maluku Utara Rp 2.721.530 15) Kalimantan Barat
              Rp 2.399.698 16) Kalimantan Timur Rp 2.981.378 17) Kalimantan Tengah Rp 2.890.093 18)
              Papua Rp 3.516.700.








                                                           480
   476   477   478   479   480   481   482   483   484   485   486