Page 622 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 622

dalam Surat Edaran Nomor M/11/HK.04/X/2020 tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2021
              pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
              "Mempertimbangkan  kondisi  perekonomian  Indonesia  pada  masa  pandemi  Covid-19  dan
              perlunya pemulihan ekonomi nasional, diminta kepada Gubernur untuk melakukan penyesuaian
              penetapan nilai Upah Minimum Tahun 2021 sama dengan nilai Upah Minimum Tahun 2020,"
              kata Ida dikutip merdeka.com, Selasa (27/10).Dalam peraturan yang diteken pada 26 Oktober
              2020  itu,  Ida  menjelaskan,  pandemi  Covid-19  berdampak  pada  kondisi  perekonomian  dan
              kemampuan perusahaan dalam memenuhi hak pekerja/buruh termasuk dalam membayar upah.

              "Perlu  dilakukan  penyesuaian  terhadap  penetapan  upah  minimum  pada  situasi  pemulihan
              ekonomi di masa pandemi Covid-19," terangnya.

              Selanjutnya,  dia  meminta  kepada  Gubernur  untuk  menetapkan  dan  mengumumkan  upah
              minimum  provinsi  2021  dilakukan  pada  31  Oktober  2020.  Serta  meminta  gubernur  untuk
              melaksanakan  penetapan  upah  minimum  setelah  tahun  2021  sesuai  ketentuan  peraturan
              perundang-undangan.

              "Sehubungan dengan hal tersebut diminta kepada Gubernur untuk menyampaikan surat edaran
              tersebut kepada Bupati/Walikota serta pemangku kepentingan terkait," pungkasnya.

              Sekjen  Organisasi  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (OPSI)  Timboel  Siregar  meminta  agar  para
              Gubernur tetap menaikkan UMP 2021 dengan kisaran 1,5 hingga 2 persen.

              Usulan  tersebut  berdasarkan  data  BPS,  sejak  Januari  hingga  Agustus  2020  tingkat  inflasi
              mencapai 0,93 persen. Sementara tingkat inflasi dari tahun ke tahun atau year on year (yoy)
              dari Agustus 2020 ke Agustus 2019 adalah sebesar 1,32 persen.

              "Dengan data ini seharusnya para Gubernur dapat mempertimbangakan untuk tetap menaikkan
              UMP 2021 walaupun hanya berkisar inflasi yoy yaitu sekitar 1,5 persen sampai 2 persen di atas
              angka inflasi yoy Agustus, dengan juga mempertimbangkan kondisi September, Oktober sampai
              Desember 2020," kata Timboel, Rabu (28/10/2020).

              Menurutnya, kenaikan upah minimum tiap tahun biasanya telah menjadi sumber perselisihan
              antara Pemerintah, Apindo dan SP/SB, yang biasanya berujung di Pengadilan Tata Usaha Negara
              (TUN), dan tahun ini sepertinya akan terulang lagi.

              "Dipastikan SE Menaker tahun ini akan diprotes oleh kalangan SP/SB. Kalangan SP/SB menilai
              SE ini akan mempengaruhi para Gubernur untuk tidak menaikkan upah minimum tahun 2021,"
              ujarnya.

              Tentunya SP/SB harus mempengaruhi para gubernur untuk tidak mengikuti SE Menaker tersebut
              dan meyakinkan Gubernur untuk tetap menaikkan upah minimum dalam persentase yang wajar
              dan bijak, yang bisa mendukung daya beli pekerja dan kelangsungan usaha.

              "Saya menilai permintaan Menaker untuk tidak menaikkan upah minimum di 2021 dan adanya
              usulan SP yang meminta kenaikan upah minimum di 2021 sebesar 8 persen adalah tidak tepat.
              Harus dicari solusi kenaikan UM 2021 dengan tetap mempertimbangkan kesejahteraan pekerja
              dan kelangsungan usaha," ungkapnya.

              Dimana kenaikan upah minimum dengan mempertimbangkan inflasi YoY akan memiliki dampak
              ikutan  yang  positif.  Dengan  adanya  kenaikan  upah  minimum  maka  daya  beli  pekerja  tidak
              tergerus  oleh  inflasi  sehingga  pekerja  dan  keluarganya  bisa  mempertahankan  tingkat
              konsumsinya.




                                                           621
   617   618   619   620   621   622   623   624   625   626   627