Page 688 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 688

WADUH, UPAH MINIMUM 2021 TIDAK NAIK DITETAPKAN SEPIHAK?

              Anggota  Dewan  Pengupahan  Nasional  (Depenas)  Mirah  Sumirat  mengaku  terkejut  ketika
              pemerintah  mengeluarkan  Surat  Edaran  Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor  M/ll/HK.04/X/2020
              tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 Pada Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019
              (COVID-19). Surat itu menyatakan tak ada kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2021.

              Mirah  menyatakan,  Dewan  Pengupahan  Nasional  (Depenas)  tak  pernah  mengeluarkan
              rekomendasi terkait tak ada kenaikan UMP 2021.

              "Saya  menginformasikan  tidak  pernah  ada  persetujuan  di  rapat  pleno  terkait  dengan  tidak
              naiknya UMP 2021. Jadi ini sangat mengejutkan saya bahwa selaku anggota Depenas apabila
              ada kalimat dari siapapun atau dari pejabat bahwa ada rekomendasi dari Depenas, itu sangat-
              sangat mengejutkan," ungkap Mirah dalam konferensi pers virtual, Jumat (30/10/2020).

              Presiden  Asosiasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (Aspek  Indonesia)  ini  juga  mengkonfirmasi  hal
              tersebut kepada Wakil Ketua Depenas Sunardi. Menurut keterangannya, Sunardi juga tak pernah
              mengeluarkan rekomendasi UMP 2021 tak naik.

              "Saya sudah mengkonfirmasi ini kepada Wakil Ketua Depenas Pak Sunardi dan unsur serikat
              pekerja, serikat buruh dan beliau juga kaget, tidak tahu. Jadi tidak pernah ada itu rekomendasi
              dari Depenas terutama dari serikat pekerja, serikat buruh bahwa tidak ada kenaikan UMP 2021,"
              jelas Mirah.

              Dalam hal ini, Mirah juga menepis pernyataan bahwa SE Menaker tersebut didasari oleh hasil
              diskusi dengan Depenas.

              "Jadi  kalau  ada  statement  bahwasanya  ini  sudah  direkomendasi  Depenas  terkait  tidak  ada
              kenaikan UMP 2021 itu artinya bohong, mengada-ada," tegasnya.
              Sebagai  informasi,  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah  mengatakan  SE  ini
              dilatarbelakangi  oleh  lesunya  kondisi  perekonomian  Indonesia  serta  ketenagakerjaan  imbas
              pandemi. Penurunan tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi triwulan II yang tumbuh
              minus 5,32%.

              Ida menuturkan kondisi tersebut telah dibicarakan dalam forum yang ada di Dewan Pengupahan
              Nasional (Depenas) yang terdiri atas Tripartit yaitu unsur pemerintah, serikat pekerja/buruh, dan
              pengusaha. Di forum itu telah dilakukan diskusi secara mendalam.
              "Diskusi mendalam kami lakukan dalam waktu cukup lama. Penetapan ini adalah jalan tengah
              yang kita ambil hasil diskusi di Depenas," ujar Ida dalam keterangan tertulis, Rabu (28/10/2020).























                                                           687
   683   684   685   686   687   688   689   690   691   692   693