Page 719 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 719

Ringkasan

              - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta menilai surat edaran Kementerian Tenaga
              Kerja soal upah minimum provinsi (UMP) 2021 membingkungkan pemda-pemda. Surat edaran
              tersebut  diterbitkan  saat  pemerintah  daerah  menghitung  gambaran  upah  minimum  provinsi
              berdasarkan perhitungan kebutuhan hidup layak (KHL).

              Purnomo  menjelaskan  awalnya  Pemerintah  DKI  ingin  menetapkan  UMP  DKI  berdasarkan
              perhitungan KHL. Dewan Pengupahan Nasional telah menghitung KHL tahun ini sebanyak 64
              poin  dan  telah  direkomendasikan  ke  Kementerian  Tenaga  Kerja.  Kemnaker  pun  telah
              mengeluarkan Peraturan Menaker nomor 18 tahun 2020 tentang KHL pada 9 Oktober 2020.
              Dalam surat tersebut telah diputuskan penambahan item KHL dari 60 menjadi 64 item.

              Menurut dia, Kementerian Ketenagakerjaan telat mengeluarkan nilai KHL tahun ini. Semestinya
              nilai KHL dikeluarkan pada Januari atau Februari berdasarkan regulasi di PP 78/2015.



              SOAL UMP 2021, DISNAKER DKI NILAI SURAT EDARAN MENAKER
              MEMBINGUNGKAN

              - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta menilai surat edaran Kementerian Tenaga
              Kerja soal upah minimum provinsi (UMP) 2021 membingkungkan pemda-pemda. Surat edaran
              tersebut  diterbitkan  saat  pemerintah  daerah  menghitung  gambaran  upah  minimum  provinsi
              berdasarkan perhitungan kebutuhan hidup layak (KHL).

              "Bukan saja Pemerintah DKI yang bingung dalam menentukan UMP tahun depan. Pemerintah
              daerah lain juga sama," kata Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja
              Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta Purnomo di Jakarta, Jumat (30/10/2020).
              Purnomo  menjelaskan  awalnya  Pemerintah  DKI  ingin  menetapkan  UMP  DKI  berdasarkan
              perhitungan KHL. Dewan Pengupahan Nasional telah menghitung KHL tahun ini sebanyak 64
              poin  dan  telah  direkomendasikan  ke  Kementerian  Tenaga  Kerja.  Kemnaker  pun  telah
              mengeluarkan Peraturan Menaker nomor 18 tahun 2020 tentang KHL pada 9 Oktober 2020.
              Dalam surat tersebut telah diputuskan penambahan item KHL dari 60 menjadi 64 item.

              Upah  tahun  depan,  kata  dia,  mesti  dihitung  berdasarkan  KHL  karena  amanah  Peraturan
              Pemerintah nomor 78 tahun 2015 tentang pengupahan. Selama lima tahun implementasi PP
              78/2015, kenaikan upah dilihat dari inflasi dan pertumbuhan produk domestik bruto.

              Peraturan pemerintah tersebut harus ditinjau dewan pengupahan tahun ini karena telah lima
              tahun.  Saat  dilakukan  peninjauan  pemerintah  diminta  menggunakan  formulasi  KHL  dalam
              menentukan upah. "Menteri sudah menetapkan nilai KHL itu," ujar Purnomo.
              Namun,  menurut  dia,  Kementerian  Ketenagakerjaan  telat  mengeluarkan  nilai  KHL  tahun  ini.
              Semestinya nilai KHL dikeluarkan pada Januari atau Februari berdasarkan regulasi di PP 78/2015.
              "Tapi  keluarnya  terlambat.  Itulah  yang  menjadi  dilema  semua  daerah,  bukan  cuma
              DKI,"ungkapnya.

              Nilai  KHL  yang  akan  ditetapkan  nantinya  bakal  dihitung  oleh  Badan  Pusat  Statistik.  Dalam
              perjalanannya, kata Purnomo, BPS maupun Kemnaker belum sempat menghitung nilai 64 item
              KHL. "Nah itu kan menjadi bias sekarang untuk menentukan UMP." Pemerintah DKI sebelumnya
              telah mengundang Kemnaker dan BPS untuk rapat membahas KHL pada Kamis, 22 Oktober
              2020. Saat rapat pertama bersama dewan pengupahan itu serikat pekerja masih mau mengikuti.
              Namun dalam rapat kedua yang digelar Selasa, 27 Oktober 2020, serikat pekerja absen karena


                                                           718
   714   715   716   717   718   719   720   721   722   723   724