Page 20 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 AGUSTUS 2020
P. 20

Saat ini, draf regulasi sapu jagat itu tengah dibahas di Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat.
              Elen  mengatakan  pemerintah  menyerahkan  proses  tersebut  sepenuhnya  kepada  parlemen.
              Menurut dia, sejauh ini belum ada undangan pembahasan bersama rancangan beleid dari DPR.

              Desakan  agar  omnibus  law  RUU  Cipta  Kerja  segera  disahkan  juga  datang  dari  Menteri
              Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan. Ia berharap pembahasan rancangan
              itu  dapat  dituntaskan  pada  akhir  Agustus  ini.  "Prosesnya  ini  mudah-mudah  paling  lambat
              mungkin awal bulan depan," tutur Luhut dalam seminar di Universitas Indonesia, Jumat lalu.

              Dia menjelaskan, RUU Cipta Kerja dirancang untuk menyederhanakan berbagai perizinan, syarat
              penanaman modal, dan aturan-aturan lain sehingga investasi akan terdorong masuk ke Tanah
              Air. Dengan begitu, ia mengklaim lapangan kerja segera tercipta. Menurut dia, Indonesia masih
              kalah dibanding negara-negara di kawasan ASEAN, seperti Vietnam, Singapura, dan Malaysia,
              yang  mampu  memanfaatkan  momentum  untuk  menggandeng  investor.  Masalah  ini  terjadi
              karena  rumitnya  perizinan  yang  membuat  negara  menjadi  tidak  kompetitif.  "Presiden
              perintahkan semua dipermudah. Benchmark-nya saja dengan negara lain," ujar Luhut.

              Staf  Khusus  Menteri  Keuangan  Yustinus  Prastowo  berharap  omnibus  law  disahkan  pada
              September  atau  Oktober  mendatang.  Regulasi  itu  ditargetkan  dapat  menjadi  acuan  untuk
              menangkap  peluang  penanaman  modal  pada  tahun  depan.  Setelah  arus  modal  masuk,  efek
              domino  di  sektor  perekonomian  diharapkan  terjadi  sehingga  konsumsi  di  level  masyarakat
              terdongkrak.  Ihwal  isu-isu  ketenagakerjaan  dan  lingkungan  yang  banyak  dikritik  dalam  RUU
              Cipta Kerja. Prastowo mengatakan beberapa hal memang harus dibenahi.

              Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan 2021 menjadi
              momentum untuk kegiatan ataupun penyiapan anggaran guna memulihkan ekonomi. Sementara
              itu, program bantuan sosial yang sudah digulirkan pada 2020 akan dilanjutkan.

              Airlangga  mengatakan  pemerintah  akan  terus  mendorong  program  padat  karya  untuk
              menggenjot pembukaan lapangan kerja di banyak daerah. Sebab, angka pemutusan hubungan
              kerja (PHK) dan angka kemiskinan kembali meningkat akibat pandemi Covid-19.
              Adapun tingkat kemiskinan naik dari 9,41 persen menjadi 9,78 persen. "Data dari Kementerian
              Ketenagakerjaan,  jumlah  mereka    yang  terkena  PHK  naik  menjadi  2,1  juta.  Pekerja  migran
              34.100 orang dipulangkan, yang sedang di-compile datanya 1,4 juta," ujar Airlangga.

              Wakil Ketua Badan Legislasi DPR Willy Aditya menyatakan ada sekitar 2.000 persoalan yang
              masuk daftar inventarisasi masalah (DIM) RUU Cipta Kerja. Sejauh ini, Baleg baru menyelesaikan
              100  DIM.  Ke-100  masalah  itu  antara  lain  pengupahan,  jaminan  keamanan  bekerja,  dan
              pesangon. Masalah ini akan dibahas tim khusus DPR bersama perwakilan serikat pekerja pada
              20-21 Agustus. Willy mengklaim Dewan tak mematok target khusus penyelesaian omnibus law.
              Setelah  pembahasan  di  Baleg  rampung,  DPR  masih  harus  membahasnya  kembali  bersama
              pemerintah.

              Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Ahmad Taufan Damanik meminta pembahasan RUU.
              Cipta Kerja dihentikan lantaran banyak menimbulkan kekecewaan di masyarakat. Pembahasan
              RUU ini dianggap tergesa-gesa dan membelikan sedikit ruang partisipasi bagi buruh. "Juga untuk
              mencegah terjadinya komplikasi sistem politik, sistem hukum, tata laksana, dan lain-lain."

              FRANSISCA CHRISTY ROSANA | CAESAR AKBAR | ROBBY IRFANY j DIKO OKTARA | MUHAMMAD
              BAOIR (MAGANG)






                                                           19
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25