Page 17 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 AGUSTUS 2020
P. 17

BURUH TAK TERPENGARUH AJAKAN DIALOG DPR

              Sejumlah  kelompok  buruh  menyatakan  tetap  akan  melancarkan  demonstrasi  besar-besaran
              untuk menolak Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja. Mereka bakal menggelar aksi pada 25
              Agustus mendatang, meski beberapa wakil mereka mulai dirangkul anggota DPR.

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, Said Iqbal, mengatakan demonstrasi akan tetap
              dilakukan sebagai hak konstitusional buruh. Meski begitu, sebelum aksi digelar, mereka tetap
              akan berdialog dengan DPR. Menurut Said, organisasinya mengenal KLA atau konsep-lobi-aksi.
              "Konsep sudah kami serahkan ke DPR. Lobi sedang berproses. Aksi tetap kami ambil," ujar dia
              saat ditemui selepas pertemuan dengan panitia kerja Badan Legislasi DPR di Kompleks Parlemen,
              Jakarta, kemarin.

              Said  menuturkan  organisasinya  akan  berdemo  di  gedung  DPR  dan  kantor  Kementerian
              Koordinator  Perekonomian.  Ia  mengklaim  bakal  menghadirkan  puluhan  ribu  buruh.  Ia
              menambahkan, aksi seperti ini akan dilancarkan secara serentak di 20 provinsi di Indonesia.
              Sebanyak 18 perwakilan kelompok buruh kemarin diundang oleh Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco
              Ahmad, untuk membicarakan RUU Cipta Kerja dengan Panja RUU Cipta Kerja Badan Legislasi
              (Baleg) DPR. Pertemuan ini merupakan kelanjutan dialog mereka pada 11 Agustus lalu. Selain
              Sufmi, turut hadir Ketua Baleg DPR Supratman Andi Agtas dan Wakil Ketua Baleg, Willy Aditya.
              Said mengatakan sikap kelompok buruh masih sama dengan kelompok masyarakat sipil lainnya,
              yakni menolak semua pasal yang merugikan kepentingan masyarakat umum. Ia menyebutkan
              persoalan seperti izin lingkungan juga menjadi perhatian kelompok buruh. "Untuk tahap ini, kami
              fokus di kluster ketenagakerjaan."

              Sufmi mengatakan DPR akan terus berdialog dengan kelompok buruh pada ' Kamis dan Jumat
              lusa. Ia berharap ada titik temu kedua pihak dari pertemuan itu. "Berharap ada solusi-solusi
              terhadap pasal yang dianggap bermasalah," kata dia saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta.
              Federasi Pekerja Seluruh Indonesia (FPSI) menyatakan aksi pada 25 Agustus sudah siap digelar.
              Tapi Ketua Umum FPSI, Indra Munaswar, mengatakan aksi bakal digelar jika pertemuan lanjutan
              di DPR pada 20-21 Agustus antara serikat buruh dan Panja RUU Cipta Kerja tidak berjalan mulus.
              "Kami melihat dulu proses pada 20-21 Agustus. Apakah DPR betul-betul menerima aspirasi kami
              secara obyektif?" ujar Indra saat dihubungi Tempo, kemarin.

              FPSI termasuk salah satu dari kelompok buruh yang juga diundang dalam pertemuan di DPR.
              Indra  mengatakan  organisasinya  bukan  tidak  ingin  ikut  berunjuk  rasa.  Dia  tetap
              mempertimbangkan  para  anggotanya  yang  bekerja  di  pabrik,  apalagi  rentan  akan  adanya
              penularan wabah Covid-19 saat orang berkerumun.

              Adapun Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), salah satu kelompok buruh
              yang tidak diundang DPR, mengatakan masih berkonsolidasi terkait dengan rencana aksi. KASBI
              belum bisa memastikan jadi-tidaknya menggelar aksi demonstrasi. "Belum pastikan, kami masih
              konsolidasi," kata Ketua Umum Konfederasi KASBI, Nining Elitos, saat dihubungi Tempo.

              Nining mengimbuhkan, pada 14 Agustus lalu, KASBI sudah menggelar aksi di DPR yang dilalaikan
              serentak di 20 provinsi. Tuntutan mereka adalah menghentikan pembahasan RUU Cipta Kerja
              karena  rancangan  aturan  itu  mengatur  banyak  sektor,  dari  lingkungan  hidup,  perburuhan,
              pertanian, hingga pertanahan. "Kami menyatukan pandangan dengan kelompok lain agar tidak
              lagi bicara kluster ketenagakerjaan saja, tapi seluruh kelompok yang terkena imbas RUU Cipta
              Kerja," ucap dia.

              caption : Aksi buruh gabungan menolak rencana pengesahan RUU omnibus law Cipta Lapangan
              kerja di Senayan, Jakarta, 14 Agustus lalu.
                                                           16
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22