Page 12 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 AGUSTUS 2020
P. 12

Sedangkan dalam RUU Cipta Kerja, semua pekerjaan baik tambahan maupun inti bisa dibuat
              kontrak dan outsourcing.
              "Kalau sudah dilegalkan di semua sektor, tidak ada lagi pekerja tetap. Pesangon hanya tulisan
              karena tak ada lagi pesangon, karena semua pekerja berstatus kontrak. Lalu soal upah, tak ada
              lagi  UMK  [upah  minimum  kota/kabupaten].  Karena  kalau  padat  karya  upahnya  berdasarkan
              kesepakatan. Otomatis orang yang butuh kerja pekerja akan menerima berapapun upahnya,"
              tambahnya.

              Aksi  di  Semarang  ini  akan  diikuti  500  orang  dari  berbagai  wilayah  di  Jateng,  seperti  Kota
              Semarang, Kabupaten Semarang, Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali. "Mengingat pandemi,
              aksi  ini  dibatasi  hanya diikuti  500 orang.  Kemungkinan  kita kirim  satu bus,"  kata  Hariyanto.
              Prinsipnya, kata dia, seluruh serikat pekerja sepakat menolak RUU Cipta kerja meskipun dengan
              cara berbeda-beda.

              Di Jakarta, Presiden KSPI Said Iqbal menilai cita-cita kemerdekaan sulit diwujudkan jika RUU
              Cipta Kerja disahkan. Hal ini karena di dalam RUU berkonsep omnibus law tersebut ada sejumlah
              pasal yang akan mereduksi hak-hak kaum buruh dan masyarakat kecil lain.

              "Jadi bukannya keadilan sosial yang akan didapatkan kaum buruh. Tetapi masa depan dan hak-
              hak kami akan dikorbankan dengan adanya undang-undang sapu jagad itu," kata Said Iqbal
              dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

              Karena sejumlah pasal yang merugikan tersebut, katanya, tidak berlebihan jika dari waktu ke
              waktu gerakan menolak omnibus law semakin membesar. Tidak hanya disuarakan oleh kaum
              buruh, tetapi juga elemen masyarakat yang lain.

              Menurut Said Iqbal, KSPI bersama elemen serikat buruh lain akan kembali melakukan aksi besar-
              besaran serentak di 20 provinsi pada 25 Agustus 2020. Dalam aksi tersebut hanya ada dua
              tuntutan yang akan disuarakan, yaitu menolak omnibus law dan setop pemutusan hubungan
              kerja (PHK) massal.

              "Sampai saat ini kami belum melihat apa strategi pemerintah dan DPR untuk menghindari PHK
              besar-besaran  akibat  Covid-19  dan  resesi  ekonomi.  Mereka  seolah-olah  tutup  mata  dengan
              adanya ancaman PHK yang sudah di depan mata, tetapi yang dilakukan justru ngebut membahas
              omnibus law," kata Said.

              Aksi di Jakarta akan diikuti puluhan ribu buruh di Kompleks Gedung DPR dan ribuan buruh lainnya
              di kantor Menko Perekonomian. Bersamaan dengan aksi di Jakarta, aksi juga serentak dilakukan
              di berbagai daerah dengan mengusung isu yang sama.

              "Beberapa provinsi yang akan melakukan aksi antara lain, Jawa Barat di Gedung Sate Bandung,
              Banten di Serang, Jawa Tengah di Semarang, Jawa Timur di Gedung Grahadi Surabaya," kata
              Said Iqbal.
              Lebih lanjut dia mengatakan aksi demo KSPI serupa juga akan dilakukan di Aceh, Sumatra Barat,
              Sumatera  Utara,  Bengkulu,  Riau,  Batam,  Lampung,  Banjarmasin,  Samarinda,  Gorontalo,
              Makasar, Manado, Kendari, Mataram, Maluku, Ambon, Papua, dan sebagainya.

              "Bilamana  DPR  dan  pemerintah  tetap  memaksakan  pengesahan  RUU  Cipta  Kerja,  bisa  saya
              pastikan,  aksi-asi  buruh  dan  elemen  masyarakat  sipil  yang  lain  akan  semakin  membesar,"
              pungkasnya.

              Media Sosial




                                                           11
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17