Page 209 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 AGUSTUS 2020
P. 209

"Bilamana DPR dan Pemerintah tetap memaksak untuk pengesahan RUU Cipta Kerja, bisa saya
              pastikan,  aksi-asi  buruh  dan  elemen  masyarakat  sipil  yang  lain  akan  semakin  membesar,"
              pungkasnya.

              "  di  Liputan6  Pagi  SCTV  setiap  Senin  pukul  05.30  WIB,  mulai  10  Agustus  2020    Menteri
              Koordinator  Bidang  Perekonomian  Airlangga  Hartarto  menyebutkan  pembahasan  RUU  Cipta
              Kerja  (Ciptaker)  sudah  mencapai  70  persen.  Penyelesaian  RUU  ini  memang  cukup  alot,
              mengingat  banyak  pihak  yang  terkait.  Terutama  kebijakan  dari  sisi  pekerja  yang  banyak
              mendapatkan kritik.

              "Pembahasan RUU Cipta Kerja sudah mencapai 70 persen. Sudah disampaikan di pidato ketua
              DPR, cipta kerja akan dibahas dan ditargetkan bisa selesai dalam masa sidang ini," ujar Airlangga
              dalam Konferensi Pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2021, Jumat (14/8/2020).

              Menurutnya, dengan progres yang telah mencapai 70 persen ini, beberapa isu krusial sudah
              disepakati. Baik terkait ketenagakerjaan, antara tripartit pekerja, pengusaha dan pemerintah
              dalam rapat yang dipimpin Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah.

              Di sisi lain, Airlangga mengatakan RUU Cipta Kerja ini akan memangkas obesitas regulasi yang
              selama ini menghambat investasi. Sehingga pemulihan ekonomi dapat berlangsung lebih cepat
              jika investasi dapat segera masuk dengan aturan yang lebih efisien.
              "Investasi dan kaitannya dengan RUU cipta kerja, tentu yang ingin diselesaikan ciptaker adalah
              obesitas regulasi. Ini akan jadi kesempatan untuk pemulihan ekonomi dan percepatan penguatan
              reformasi atau transformasi perekonomian," kata Airlangga.

              Dalam RUU Cipta Kerja ini, lanjut Airlangga, juga mencakup perizinan terkait UMKM beserta
              kepastian hukumnya.

              "Kita berharap dengan diselesaikannya RUU Cipta Kerja dan dengan trade war, diharapkan ada
              inflow dari FDI yang bisa masuk dari negara-negara yang ingin melakukan investasi dengan
              melihat domestic market Indonesia dan tersedianya resource atau bahan baku di RI terkait global
              value chain," jelas Airlangga.

              Sebelumnya,  Ketua  DPR  RI Puan  Maharani  menyatakan, pembahasan  RUU  Cipta  Kerja  akan
              dilakukan DPR RI dengan hati-hati dan transparan.

              "Pembahasan RUU Cipta Kerja dilakukan secara cermat, hati-hati, transparan, terbuka, dan yang
              terpenting adalah mengutamakan kesinambungan kepentingan nasional, baik di masa sekarang
              maupun  di  masa  yang  akan  datang,"  ujar  Puan  dalam  pidatonya  pada  rapat  paripurna
              pembukaan  masa  sidang  I  2020-2021  di  Gedung  Paripurna,  Kompleks  Parlemen,  Jumat
              (14/8/2020).

              Kelanjutan pembahasan RUU, termasuk RUU Ciptaker, menurut Puan lantaran DPR harus bisa
              bekerja menjalankan fungsi legislasi kendati dihadapkan pada kendala berupa pandemi Covid-
              19.

              "Dengan  mempertimbangkan  upaya  pencegahan  penyebaran  Covid-19  dan  kebutuhan  untuk
              melaksanakan  tugas  legislasi  secara  maksimal,  DPR  RI  mengesahkan  metode  rapat  virtual
              melalui Peraturan DPR RI No. 2 Tahun 2020 tentang Pembentukan Undang-Undang," tutur Puan
              Maharani.

              Selain itu, Puan menyatakan DPR bersama Pemerintah dan DPD telah mengevaluasi Prolegnas
              Prioritas 2020 pada masa persidangan IV tahun 2019-2020.

              "Ini dilakukan agar capaian fungsi legislasi lebih realistis dan terukur," kata Puan..

                                                           208
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214