Page 44 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 AGUSTUS 2020
P. 44

hasil jajak pendapat Kompas yang dilakukan pada 27-29 Juli 2020. Sebagian besar publik (70,6
              persen) mengaku mengalami pemotongan gaji. Responden lainnya pun mengalami pengurangan
              pendapatan  karena  terkena  pemotongan  penghasilan,  penundaan  pemberian  honor,  atau
              hilangnya tunjangan.

              Benang  merah  dampak  pandemi  terhadap  ruang  penghidupan  masyarakat  ialah  penurunan
              pendapatan yang dirasakan di hampir semua lapisan. Mereka meliputi pekerja , buruh harian,
              buruh pabrik, pekerja lepas atau honorer, ASN/pegawai BUMN, guru/dosen, karyawan swasta,
              dan pengusaha.

              Dari jajak pendapat tersebut, responden yang berprofesi sebagai buruh pabrik dan pekerja lepas
              merupakan lapisan masyarakat yang paling banyak mengalami pemotongan gaji.

              Dibandingkan dengan pengusaha dan buruh, kelompok pekerja  lepas yang tergolong sebagai
              pekerja informal mengalami kondisi lebih rentan. Sebanyak 70 persen pekerja lepas/buruh harian
              mengaku penghasilan mereka turun.
              Hal ini sejalan dengan banyaknya pekerja informal di masyarakat. Berdasarkan data BPS, pada
              Februari 2020, ada 74,04 juta pekerja informal atau 56,5 persen dari total jumlah pekerja .

              Selain  buruh  dan  pekerja    harian  lepas,  penurunan  pendapatan  juga  dirasakan  responden
              wiraswasta  atau  pengusaha,  bahkan  kaum  profesional  kerah  putih.  Perekonomian  yang  lesu
              berpengaruh langsung kepada para pekerja atau buruh. Hal ini terjadi karena pemilik usaha tak
              mampu lagi menahan kondisi penurunan pendapatan selama berbulan-bulan.

              Dirumahkan

              Pandemi membuat dunia usaha tak leluasa bergerak. Kebijakan pembatasan sosial dan aturan
              jaga jarak membuat banyak perusahaan mengurangi aktivitas. Industri padat karya adalah salah
              satu sektor yang mengalami pukulan telak. Padahal, sektor ini menjadi ujung tombak  untuk
              menyerap sebanyak mungkin tenaga kerja .

              Ditilik dari bentuk perubahan pola kerja , bekerja  dari rumah (work from home) termasuk yang
              paling "ringan" dampaknya. Responden mengungkapkan, hal yang berubah hanya terletak pada
              cara dan lokasi bekerja.

              Tantangan  terberat  dialami  oleh  warga  yang  dirumahkan  dan  terkena  PHK.  Sebanyak  14,2
              persen  responden  menyatakan  mereka  dirumahkan  sementara.  Perusahaan  tempat  mereka
              bekerja berja nji akan memanggil lagi jika kondisi sudah berangsur pulih.

              Pukulan lebih dalam dialami 12,8 persen responden yang mengalami PHK. Mereka harus segera
              mencari  pekerjaan  pengganti  guna  menyambung  hidup.  Tantangan  bagi  para  pencari  kerja
              adalah penurunan lowongan pekerjaan akibat terpaan pandemi.
              Berdasarkan data BPS, jumlah lowongan pekerjaan dari berbagai sektor pada Januari-April 2020
              mengalami  penurunan.  Dengan  demikian,  kesempatan  kerja  semakin  sempit  dengan
              bertambahnya pencari kerja  akibat PHK.

              Persoalannya adalah kapan kondisi dapat kembali seperti sedia kala? Kondisi ini menyebabkan
              perusahaan  tidak  bisa  langsung  mempekerja  kan  kembali  pekerja  yang  sempat  dirumahkan
              sementara.

              Sekoci

              Pemutusan  hubungan  kerja  berujung  pada  penambahan  jumlah  pengangguran.  Bappenas
              memperkirakan,  jumlah  penganggur  pada  tahun  ini  bertambah  4  hingga  5,5  juta  orang


                                                           43
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49