Page 179 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2020
P. 179

KEMNAKER LIBATKAN AKADEMISI SUSUN RPP UU CIPTA KERJA

              Setelah  mengundang  106  Rektor  untuk  melakukan  uji  sahih  sepekan  lalu,  Kementerian
              Ketenagakerjaan (Kemnaker) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Undang-Undang (UU)
              No.  11  Tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja  Klaster  Ketenagakerjaan  dan  Rancangan  Peraturan
              Pelaksanaannya (RPP).

              Empat RPP yang terus dikebut untuk dirampungkan yakni RPP Tentang Penggunaan Tenaga
              Kerja Asing; RPP Tentang Hubungan Kerja, Waktu Kerjadan Waktu Istirahat, serta Pemutusan
              Hubungan Kerja; RPP Tentang Pengupahan (Revisi sebagian PP No. 78 Tahun 2015); dan RPP
              Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).

              Partisipasi  masyarakat  (public  participation)  pada  tatanan  pemerintahan  yang  demokratis
              menghendaki adanya keterlibatan publik dalam proses pengambilan keputusan (decision-making
              process).

              "Saya menyambut baik langkah strategis Politeknik Ketenagakerjaan yang menyelenggarakan
              FGD ini, sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat akademis dengan memberikan sumbangsih
              saran dan masukan konstruktif terhadap RPP sebagai peraturan pelaksanaan dari UU No. 11
              Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, " ujar Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi dalam sambutannya saat
              membuka FGD di Padang, Sumatera Barat, Rabu, 23 Desember 2020.
              Anwar Sanusi menegaskan UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
              Undangan telah memberikan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi di dalam pembentukan
              RPP. Menurutnya, hal ini menuntut adanya relasi antara masyarakat dengan Pemerintah dalam
              proses  pembentukan  RPP.  "Dari  relasi  tersebut  diharapkan  dapat  memberikan  manfaat  bagi
              penciptaan Peraturan Pemerintah (PP) yang responsif, " katanya.

              Menurut Anwar Sanusi, pembentukan PP dalam sebuah negara hukum yang demokrasi tidak lagi
              semata-mata menjadi wilayah dominasi eksekutif (birokrat), namun juga sudah menjadi bagian
              dari tanggung jawab masyarakat untuk berpartisipasi di dalamnya.

              "Sebagai subjek yang akan menerima dampak keberlakukan PP, masyarakat ikut menentukan
              arah  kebijakan.  Tanpa  keterlibatan  masyarakat  dalam  pembentukannya,  suatu  keniscayaan
              sebuah peraturan perundang-undangan tersebut dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik,
              " katanya.

              Sekjen Kemnaker Anwar berpendapat melalui FGD ini, partisipasi masyarakat akademis diyakini
              akan mendorong: terciptanya komunikasi publik untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
              terhadap  proses  pengambilan  keputusan  pemerintah; dan  keterbukaan  informasi  pemerintah
              yang lebih baik untuk kemudian menyediakan gagasan baru dalam memperluas pemahaman
              komprehensif terhadap substansi kluster ketenagakerjaan.

              "Saya  meyakini  keterlibatan  partisipasi  aktif  masyarakat  akademis  dalam  FGD  ini  akan
              menghasilkan masukan dan persepsi sangat berguna sekali, dalam rangka meningkatkan kualitas
              pengambilan  keputusan,  meningkatkan  legitimasi,  transparansi,  dan  responsivitas,  serta
              diharapkan akan melahirkan kebijakan yang akomodatif, " katanya.














                                                           178
   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184